Jamur Madu, Organisme Terbesar yang Hidup Sejak 2000 Tahun Lalu

Reading time: 2 menit
Jamur ini mampu bertahan hidup di daerah beriklim dingin. Foto: Shutterstock

Bukan paus, organisme hidup terbesar ternyata berasal dari kelompok fungi. Jamur madu atau Armillaria ostoyae ditemukan di Blue Montains, Oregon, Amerika Serikat. Distribusinya mencapai 965 hektare, atau sekitar 1.665 kali lebih luas dari lapangan sepak bola.

Spesies A. ostoyae berasal dari keluarga Physalacriaceae dan tentunya genus Armillaria. Marga atau genus ini setidaknya membawahi 10 spesies fungi, salah satu adalah spesies A. mellea.

Jangan bingung, seluruh spesies Armillaria memang disebut sebagai “honey fungus.” Ini tidak merujuk pada rasa dari jamur tersebut, melainkan tudungnya (pileus) yang berwarna kuning kecokelatan.

Tidak cuma terbesar, spesies A. ostoyae diduga sebagai salah satu organisme paling tua di dunia. Usianya diperkirakan mencapai 2.400 tahun, bahkan ada kemungkinan telah hidup sejak 8.650 tahun silam.

Morfologi dan Ciri-Ciri Jamur Madu

Jamur madu tergabung ke dalam kelas Agaricomycetes. Jenis jamur ini memiliki penampilan yang cukup mencolok, sebab memiliki ciri fisik berupa tudung, cincin (annulus), lamela (gills), dan tangkai (stipe).

Khusus spesies A. ostoyae, penampilannya terbilang lebih menonjol dari kerabat segenusnya. Jamur ini memiliki tudung bersisik dengan warna cokelat tua, serta cincin tangkai yang berkembang dengan baik.

Batangnya sendiri memiliki corak cokelat tua di bagian bawah, tetapi berwarna krem atau lebih terang pada bagian atas. Diameter tangkai mencapai 5–15 mm, sedangkan tingginya berkisar 6–15 cm.

Diameter tudung jamur diperkirakan berkisar 5–15 cm. Bentuknya sangat cembung dan tampak padat. Jika dibelah, permukaan dagingnya berwarna putih dengan tekstur yang cukup keras.

Di bagian bawah tudung terdapat lamela berwarna putih, krem atau merah muda. Jamur ini digadang-gadang tidak beracun, tetapi sangat jarang dikonsumsi karena memiliki aroma asam yang menyengat.

Habitat dan Persebaran Jamur Madu

Jamur madu umumnya terbesar di belahan bumi utara. Mereka hidup di daerah beriklim dingin seperti Amerika Utara, Inggris dan Irlandia di Eropa, sebagian Asia, bahkan sampai ke Australia dan Selandia Baru.

Kelompok ini tumbuh pada permukaan pohon berkayu keras seperti cemara. Sifatnya sendiri terbilang sangat invasif, sebab mampu membunuh berhektare-hektare pohon yang ada di sekitarnya.

Sebelum spesies A. ostoyae ditemukan, predikat koloni jamur terbesar diraih oleh spesies A. bulbosa. Jamur ini berasal dari wilayah Michigan, serta berhasil mengokupasi lahan sekitar 15 hektare.

Namun pada tahun 1988, barulah predikat tersebut beralih ke spesies A. ostoyae. Jamur ini mulanya menduduki 400 hektare lahan, serta berhasil menginfeksi sebanyak 108 pohon.

Karena itu, jika sebuah koloni jamur dianggap sebagai organisme indivual, maka spesies A. ostoyae adalah organisme terbesar di dunia. Kini, cakupan wilayahnya diprediksi sudah mencapai 900 hektare lebih.

Siklus Hidup dan Karaktersitik Jamur Madu

Jamur madu bersifat parasit, proses reproduksinya dilakukan secara seksual dengan melepaskan spora. Proses penyebaran sporanya dapat dilakukan melalui dua cara; dibawa oleh angin atau hewan liar.

Bagi para pekebun, jamur berordo Agaricales ini merupakan salah satu musuh terbesar. Kelompoknya bahkan dijuluki “gardeners nightmare,” sebab mampu berkembang biak dan menyebar dengan cepat.

Seperti yang kita ketahui, jamur parasit hidup dengan menyerap nutrisi dari makhluk hidup lainnya. Jamur ini dapat menembus pertahanan organisme lain, serta memperoleh makanan dari sitoplasma hidup.

Karena itu, jamur parasit dapat menimbulkan berbagai penyakit bagi inangnya. Proses ini bahkan dapat melumpuhkan tumbuhan inang, hingga akhirnya mati karena kekurangan nutrisi.

Untuk kasus gardeners nightmare sendiri, jumlah organismenya di alam liar sudah melampaui batas wajar. Jika dikumpulkan, ahli meyakini akan terkumpul sebanyak 7.500–35.000 ton jamur madu.

Taksonomi Spesies Armillaria Ostoyae

Penulis : Yuhan al Khairi

Top