Setidaknya ada dua jenis jamur shimeji yang paling dikenal oleh masyarakat, yakni buna-shimeji dan bunapi-shimeji. Keduanya memiliki ciri fisik yang berbeda, namun sama-sama mengandung beragam nutrisi baik yang penting bagi kesehatan.
Jamur shimeji adalah kelompok fungi edible yang berasal dari Asia Timur. Spesies ini dikenal juga sebagai jamur beech, sebab kerap kali ditemukan tumbuh pada batang pohon beech.
Secara taksonomi, jamur yang tumbuh di daerah beriklim sedang itu tergabung dalam famili Lyophyllaceae. Mereka diklasifikasikan ke dalam genus Hypsizygus, sehingga memiliki nama ilmiah Hypsizygus tessulatus.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dipastikan bahwa spesies ini tergolong sebagai jamur insang. Tampilannya cukup mirip dengan jamur tiram, meski ukuran tudung dan batangnya terhitung lebih besar.
Morfologi dan Ciri-Ciri Jamur Shimeji
Jamur shimeji dapat kita kenali dari batangnya yang saling menyatu. Spesies ini memiliki tudung berwarna cokelat atau keabu-abuan, yang dapat memudar begitu jamur mencapai usia dewasa.
Tudung jamur beech berbentuk cembung dengan ukuran 4–8 cm. Salah satu ciri khas lainnya, tudung fungi ini acap kali dihiasi oleh bintik-bintik air saat usianya masih muda.
Sedangkan bagian batang tampak padat dan berwarna keputihan. Bagian ini tumbuh sepanjang 3–8 cm dengan ketebalan 1–2 cm. Meski bertekstur keras, permukaan batangnya itu terasa halus jika disentuh.
Namun jangan salah, spesies H. tessulatus akan terasa lunak dan kenyal saat sudah dimasak. Cita rasaya cukup pahit dalam kondisi mentah, tetapi berubah menjadi agak pedas dan manis bila sudah matang.
Lamela jamur tersebut berwarna putih, serta menempel pada batang. Selayaknya jamur konsumsi, spesies H. tessulatus tidak memiliki bau. Dagingnya yang putih juga tidak akan berubah warna saat dipotong.
Kandungan dan Manfaat Jamur Shimeji
Selain rasanya, manfaat jamur shimeji merupakan salah satu hal yang mendongkrak popularitas fungi tersebut. Mereka diklaim mengandung banyak vitamin B kompleks seperti vitamin B1, B2 dan B5.
Melansir berbagai sumber, diketahui pula bahwa jamur ini memiliki kandungan mineral tembaga dan serat yang tinggi. Ini sangat cocok dikonsumsi oleh berbagai kalangan, terutama orang yang sedang diet.
Bagi para penderita stroke, sebuah penelitian di Jepang menemukan bahwa jamur beech memiliki sifat antiaterosklerotik. Artinya, konsumsi jamur ini dapat mengurangi pembentukan plak dalam pembuluh arteri.
Di dalam dagingnya juga terkandung enzim protease yang membantu mencegah infeksi parasit. Karena itu, orang yang rutin mengonsumsi jamur ini berpotensi terhindar dari diare dan buang air besar berdarah.
Bahkan, jamur beech disebut-sebut memiliki kandungan beta-glukan tinggi. Walau memerlukan penelitian lebih lanjut, kandungan tersebut disinyalir efektif untuk menghambat perkembangan sel-sel kanker.
Cara Sehat Memasak Jamur Shimeji
Mirip seperti sayuran, cara memasak jamur juga membutuhkan teknik khusus. Ini dimaksudkan agar kandungan baik di dalamnya tidak hilang, meskipun telah melalui proses pengolahan.
Merujuk Medical Daily, cara terbaik untuk memasak jamur adalah menggunakan oven atau microwave. Kedua metode itu dinilai paling sehat, sebab dapat melestarikan sifat antioksidan polifenol pada jamur.
Merebus dan menggoreng tidak direkomendasikan saat mengolah jamur. Merebus dapat melemahkan sifat antisoksidan, sedangkan menggoreng bisa menurunkan kadar protein serta karbohidratnya.
Tidak cuma itu, cara membersihkan jamur juga perlu diperhatikan. Karena jamur shimeji memiliki kandungan air yang tinggi, sebaiknya gunakan tisu dan pisau untuk membersihkan kotorannya.
Kandungan air berlebih dapat mempercepat proses pembusukan jamur. Apabila dikemas dalam bungkus plastik, disarankan untuk mengolah jamur tersebut paling lambat dalam waktu 5 hari.
Taksonomi Hypsizygus Tessulatus
Penulis : Yuhan al Khairi