Kakapasan, Tanaman Obat yang Beraroma seperti Kesturi

Reading time: 2 menit
Di Hawai, daun dan kuncup bunga kakapasan masyarakat manfaatkan sebagai obat pencernaan. Foto: Inaturalist

Tanaman kakapasan, gandapura, mushkdana, atau musk-mallow bernama ilmiah Abelmoschus moschatus. Berasal dari famili Malvaceae dan berkerabat dengan kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), bunga lampion merah (Abutilon megapotamicum), sidaguri (Sida rhombifolia), dan lainnya.

Famili Malvaceae merupakan kelompok tanaman dikotil yang anggotanya mencakup tanaman budi daya penting, tanaman hias, dan farmasetika.

Memiliki banyak nama sinonim, di antaranya Hibiscus abelmoschus L, Abelmoschus betulifolia Wall, Abelmoschus chinensis Wal, Abelmoschus ciliaris Walp, dan lainnya. Di samping itu, tanaman ini dinamai musk-mallow karena saat memar mereka akan mengeluarkan bau aromatik menyerupai kesturi.

Morfologi dan Ciri-ciri Umum

Merupakan tanaman tahunan yang tumbuh tegak dan bercabang yang tingginya mencapai 1 meter. Daunnya berbentuk bulat telur dengan panjang 6-15 cm, melebar pada pangkal, meruncing di ujung, serta bagian tepi bergigi.

Selain itu, terdapat bunga yang berdiameter sekitar 10 cm, dengan kelopak kuning yang berwarna ungu di bagian pangkalnya. Buahnya berbentuk bulat lonjong seperti kapsul berukuran 5 sampai 7 cm, ditutupi rambut panjang, dan mengandung banyak biji di dalamnya.

Biji tanaman kakapasan berwarna cokelat, berbentuk seperti ginjal tidak beraturan, pada permukaannya terdapat cincin konsentris, dan runcing di salah satu ujungnya. Ketika bijinya dihancurkan, akan mengeluarkan bau aromatik, hal ini karena adanya kandungan nitrogen turunan pirazin dan piridin serta tiazol.

Habitat dan Distribusi Kakapasan

Tanaman kakapasan dapat kita temukan di area terbuka pada ketinggian 600 – 1.100 meter di atas permukaan laut. Selain itu, pada hutan terbuka daerah datar, lembah, sisi sungai, dan lereng semak belukar.

Distribusinya meliputi Nepal, China barat dan selatan, India, Asia Tenggara, Australia Utara, hingga Pasifik.

Kandungan dan Manfaat

Tanaman kakapasan telah masyarakat manfaatkan sejak dulu selain sebagai tanaman hias, juga sebagai tanaman obat. Ekstrak daun dan biji tanaman ini mengandung polifenol, flavonoid, albumin, serta minyak berwarna kuning kehijauan. Selain itu, ekstrak tanaman ini mengandung cairan hijau muda dengan bau musk yang kuat dan tidak mudah menguap.

Selain itu, ekstrak daun menunjukkan adanya aktivitas antioksidan yang lebih tinggi daripada ekstrak biji. Sedangkan ekstrak bijinya menunjukkan adanya aktivitas antimikroba yang signifikan terhadap Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa. Sementara itu, ekstrak dari bagian akarnya bersifat larvasida (pestisida larva).

Biji kakapasan masyarakat Arab gunakan sebagai obat radang selaput lendir pada kandung kemih, gonore, stimulan, perut kembung, dan demam. Sementara itu, dalam pengobatan unani (pengobatan aternatif yang memadukan pengobatan Yunani-Islam) bijinya mereka gunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Di antaranya mereka anggap sebagai astringen, analgesik, antispasmodik dan tonik untuk mata.

Sementara di Hawai, daun dan kuncup bunga kakapasan masyarakat manfaatkan sebagai obat pencernaan. Sedangkan di Trinidad dan Tobago, untuk mengobati nyeri haid dan keluhan wanita yang tidak spesifik, persalinan dan infertilitas.

Taksonomi Kakapasan

Penulis : Anisa Putri

Editor : Ari Rikin

Top