Kinkajou, Kerabat Rakun yang Memiliki Lima “Tangan”

Reading time: 3 menit
Fauna Kinkajou
Fauna bergigi taring namun gemar memakan buah-buahan. Foto: Shutterstock

Kinkajou atau Potos flavus adalah sejenis mamalia berekor panjang yang tergabung dalam famili Procyonidae. Walaupun sering masyarakat anggap sebagai primata, nyatanya hewan berbulu tebal tersebut justru berkerabat dengan rakun, olingo, coati dan ringtail.

Honey bear atau beruang madu merupakan nama lain P. flavous. Ini merujuk pada warna tubuhnya yang cokelat keemasan, serta kegemaran mereka dalam mengonsumsi madu liar.

Serupa dengan beruang madu biasa (Helarctos malayanus), kinkajou juga tergolong sebagai hewan omnivora. Mereka memiliki gigi taring, namun lebih suka memakan buah-buahan.

Secara global, perdagangan P. flovous sayangnya masih diperbolehkan. Status konservasi mereka dianggap berisiko rendah, walau tren populasinya terus menurun setiap tahun.

Morfologi dan Ciri-Ciri Kinkajou

Hampir seluruh permukaan tubuh kinkajou tertutupi bulu yang tebal. Warna cokelat keemasan tersebut menyebar mulai dari bagian kepala hingga ke ujung ekor mereka.

Jika kita perhatikan, ukuran kaki hewan satu ini sebenarnya cukup pendek. Ia mempunyai bentuk kepala bulat dengan mata berukuran besar, serta telinga yang juga berbentuk bulat.

Bobot tubuh honey bear sendiri sejatinya cukup ringan. Di alam liar, mereka berkembang biak hingga seberat 2,6-4 kg, dengan panjang tubuh (kepala ke ekor) berkisar 82-133 cm.

Bila kita hitung panjang ekornya saja, bagian itu bisa mencapai 49-57 cm. Lidahnya yang panjang dapat menjulur hingga 13 cm, dengan moncong berwarna cokelat tua atau hitam.

Spesies kinkajou juga memiliki cakar, ukurannya pendek namun cukup tajam. Cakarnya ini berfungsi untuk mengupas buah-buahan serta memburu hewan kecil seperti serangga.

Menariknya, kaki beruang madu dapat berputar hingga 180 derajat. Mereka juga memiliki ekor prehensile yang dapat dimanfaatkan sebagai “tangan” kelima saat memanjat pohon.

Baca juga: Kuskus Beruang Sulawesi, Satwa Pemalu yang Terancam Punah

Habitat dan Kebiasaan Kinkajou

Spesies P. flovous merupakan satwa asli Amerika Tengah dan Selatan. Mereka hidup di area hutan tropis hingga hutan-hutan di daerah sabana, mulai dari selatan Meksiko hingga Brazil.

Sebagai fauna arboreal, sebagian besar waktu kinkajou mereka habiskan di atas pohon. Ia hidup dalam kelompok kecil, umumnya terdiri dari dua jantan, satu betina dan satu anak.

Melalui laman San Diego Zoo, ahli mengonfirmasi bahwa beruang madu tergolong solitary group-life. Mereka hidup sebagai kelompok, meski lebih suka melakukan aktivitas sendirian.

Walaupun bertubuh kecil, hewan bergenus Potos ini cenderung sulit diburu. Sifat arboreal dan gaya hidup nokturnalnya, membuat mereka mampu bertahan dari serangan predator.

Honey bear sendiri merupakan santapan favorit bagi spesies elang harpy, isidor dan jaguar. Mereka juga diburu oleh manusia untuk dijadikan hewan peliharaan serta diambil bulunya.

Tak bisa kita pungkiri, musuh terbesar kinkajou sejatinya adalah manusia. Masifnya aktivitas perburuan liar terbukti “efektif,” dalam menurunkan populasi hewan tersebut di habitatnya.

Distribusi dan Subspesies Kinkajou

Melalui studi filogenetik tahun 2016, pakar mengetahui bahwa beberapa spesies P. flovous memiliki struktur gen yang berbeda. Penelitan ini dilakukan berdasarkan distribusi satwa.

Karena itu, ahli merekomendasikan agar masing-masing subspesies dipisahkan jadi individu berbeda. Melalui peta persebarannya, berikut jenis-jenis kinkajaou yang ada di dunia.

  • P. f. chapadensis mendiami wilayah Chapada, Mato Grosso, Brasil
  • P. f. chiriquensis mendiami wilayah Boquerón, Provinsi Chiriquí, Panama
  • P. f. flavus mendiami wilayah Suriname
  • P. f. megalotus mendiami wilayah Santa Marta, Kolombia
  • P. f. meridensis mendiami wilayah Mérida, Venezuela
  • P. f. simpleus mendiami wilayah Montes Balzar, Provinsi Guayas, Ekuador.
  • P. f. nocturnus mendiami wilayah São Miguel dos Campos, Alagoas, Brasil
  • P. f. prehensilis mendiami wilayah Veracruz, Meksiko.

Kinkajou adalah satu-satunya hewan Procyonidae yang ahli masukkan ke dalam genus Potos. Berkat peta persebarannya yang luas, ia memiliki beberapa julukan lain di berbagai daerah.

Seperti di Amerika Selatan, warga lokal menyebutnya sebagai ‘la llorona’ atau ‘wanita yang menangis’ dalam bahasa Spanyol. Ini merujuk pada kebiasaan mereka yang suka memekik.

Baca juga: Macaca Maura, Kera Hitam Sulawesi yang Semakin Langka

Taksonomi Spesies Potos Flavus

Penulis : Yuhan al Khairi

Top