Palem Kuning, Tanaman Hias Madagaskar yang Populer di Indonesia

Reading time: 2 menit
Tanaman yang berasal dari Madagaskar ini cukup populer di Indonesia. Foto: Shutterstock

Palem kuning adalah tanaman hias yang populer di tanah air. Salah satu tumbuhan anggota pinang-pinangan (Arecaceae) ini sejatinya berasal dari Madagaskar, tetapi di daerah asalnya populasi tumbuhan tersebut justru semakin terancam.

Golden cane palm, yellow palm, butterfly palm, atau bamboo palm memiliki nama binomial Dypsis lutescens. Mereka masih berkaitan dengan pohon kelapa, enau dan tentunya pinang.

Ukuran tanaman ini memang tidak sebesar ketiga kerabatnya. Namun kalem kuning sendiri punya tampilan yang cantik dan elegan, sehingga acap kali dimanfaatkan sebagai flora hias.

Daun-daunnya yang lebar dan rapat juga bermanfaat sebagai peneduh pekarangan. Proses pembudidayaannya pun terbilang mudah, sebab tidak membutuhkan bantuan dari manusia.

Ciri-Ciri dan Morfologi Palem Kuning

Palem kuning bisa tumbuh sampai 6 meter. Tapi pohon-pohon yang dijual untuk kebutuhan hiasan umumnya mempunyai tinggi 3 meter, agar dapat ditempatkan pada halaman rumah.

Daun palem ini tersusun secara majemuk dan menyirip. Warnanya terlihat hijau terang atau agak kekuningan, dengan pelepah panjang hingga menutup bagian batang yang beruas-ruas.

Jumlah anak daun pohon tersebut rata-rata mencapai 80–100 helai. Sedangkan mayangnya bisa tumbuh sampai setinggi satu meter, serta menghasilkan bunga-bunga berwarna kuning.

Tidak cuma bunga, palem kuning pada dasarnya memiliki buah berwarna kuning atau ungu. Diameter buah dapat mencapai 2,5 meter, tumbuh bergerombol di satu tandan yang sama.

Di alam liar, buah tanaman D. lutescens dikonsumsi oleh beberapa spesies burung dan tupai. Ini juga mengandung banyak vitamin, sehingga sering dijadikan olahan makanan serta obat.

Habitat dan Distribusi Palem Kuning

Palem kuning mempunyai rentang ekologi yang cukup luas, mulai dari kawasan hutan rawa, hutan bakau, hutan di dataran rendah dan hutan-hutan di dataran tinggi yang cukup dingin.

Mereka juga bisa tumbuh pada berbagai jenis tanah, seperti tanah berpasir, gambut, kapur, sampai tanah berbatu dengan berbagai tingkat kemiringan, mulai dari datar hingga berbukit.

Beberapa individu juga ditemukan di daerah tanah berlereng terjal. Karena itu, jangan heran jika tumbuhan ini dikenal memiliki tingkat adaptasi yang baik dan tidak sulit dibudidayakan.

Daerah basah yang lembap, serta suhu dan curah hujan yang tinggi merupakan habitat flora ini. Mereka cukup mudah ditemukan di hutan hujan tropis, salah satunya wilayah Indonesia.

Menurut IUCN Red List, status konservasi D. lutescens berada di level ‘near threatened’ atau hampir terancam. Ini disebabkan oleh aktivitas deforestasi yang terjadi pada habitat aslinya.

Cara Menanam dan Merawat Palem Kuning

Setidaknya, terdapat 3.000–3.200 individu palem kuning yang tersisa di dunia. Tumbuhan ini masih diperjualbelikan secara bebas, sebagian besar untuk hiasan serta keperluan reboisasi.

Bagi Anda yang tertarik menanamnya, spesies D. lutescens dapat dibiakkan melalui biji atau anakan. Pilihlah biji yang berkualitas, sehingga tunas yang dihasilkan bisa tumbuh sempurna.

Setelah tunas muncul, pindahkan tanaman ke media tanam berupa pasir dan pupuk dengan perbandingan 1:1. Pastikan kadar pH media tanam tepat, yang terbaik berada di angka 6,5.

Pemberian pupuk setidaknya dilakukan sebanyak sebulan sekali. Agar tanaman tidak busuk, berikan air secukupnya (tidak kurang dan tidak lebih) untuk menjaga kelembapan tanahnya.

Tempatkan pohon palem kuning di area yang tersinari oleh matahari. Jika ditanam di dalam pot, tempatkan pot di lokasi yang cukup terbuka atau pindahkan ke luar pada saat pagi hari.

Taksonomi Spesies Dypsis Lutescens

Penulis : Yuhan al Khairi

Top