Bijak Bergaya Dengan Mengurangi Belanja

Reading time: 2 menit
Bijak Bergaya Dengan Mengurangi Belanja
Industri mode (fashion) merupakan penyumbang pencemaran kedua terbanyak di dunia. Foto: freepik.com

Jakarta (Greeners) –  Membeli suatu produk dalam jumlah banyak berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan apabila tidak dimanfaatkan secara bijak. Industri mode (fashion) merupakan penyumbang pencemaran kedua terbanyak di dunia.

Dikutip dari guardian.com, pabrik tekstil menggunakan air dalam jumlah besar. Dan umumnya dibuang ke saluran air yang sarat dengan kontaminan seperti pemutih, asam, tinta, dan pewarna. Petani di Cina dan India mengeluhkan beberapa sungai di daerahnya memiliki warna yang hampir mirip dengan limpasan industri tekstil. Masyarakat, secara tidak langsung, adalah pihak yang menerima dampak dari pencemaran sungai tersebut.

Namun, adanya pencemaran tersebut bukan berati masyarakat dilarang untuk membeli produk mode. Konsumen perlu mengurangi pembelian dan memilih barang yang dapat terurai di lingkungan.

Membeli pakaian dari produsen lokal

Membeli pakaian hasil produksi lokal merupakan langkah pertama dalam mempertimbangkan pelestarian lingkungan maupun pekerjanya. Keinginan untuk berpenampilan baru setiap hari telah menyebabkan keadaan yang cukup mengkhawatirkan. Membeli barang lokal yang dibuat dengan pertimbangan lingkungan dapat menghindari semua itu.

Hindari kain yang dibuat menggunakan bahan kimia

Pembeli perlu memikirkan bagaimana pakaian dibuat, apakah berbasis poliester dan nilon. Karena baha tersebut sebenarnya adalah plastik yang membutuhkan waktu lama untuk terurai. Setiap kali kain dicuci, ribuan serat mikro akan tumpah dan akhirnya mencemari sungai dan lautan.

Bijak Bergaya Dengan Mengurangi Belanja

Mengurangi pembelian pakaian baru meminimalisir kerusakan lingkungan akibat industri mode. Foto: freepik.com

Kain alami juga harus dipilih dengan hati-hati. Sekitar setengah pakaian dan tekstil dunia terbuat dari katun. Biasanya ditanam dengan pestisida dan membutuhkan input air yang sangat besar. Bambu disebut sebagai pilihan yang lebih etis, selama tanaman itu ditanami secara berkelanjutan.

Katun organik dan linen bambu, seperti rami, linen, sutra dan wol dianggap lebih baik. Lyocell merupakan rayon yang dibuat dari selulosa alami dan ditemukan dalam bubur kayu. Karena dipanen dari perkebunan hutan yang ditanam secara berkelanjutan. Beberapa merek bahkan mendaur ulang limbah menjadi kain, menggabungkan poliester yang terbuat dari plastik daur ulang.

Clara Vuletich, Ahli Strategi Keberlanjutan Sydney, yang bekerja untuk brand mode Australia mengatakan, “Jika membeli pakaian yang dibuat menggunakan bahan daur ulang, Anda mendukung perusahaan pemula untuk menciptakan pasar baru dan menghindari dampak beracun dari tekstil konvensional.”

Kurangi konsumsi

Cara meminimalisir kerusakan lingkungan akibat industri mode adalah mengurangi pembelian barang-barang baru. Toko barang bekas (thrifted shop) adalah pendaur ulang pakaian terbaik. Namun, survei War on Waste ABC menunjukkan dari 36.700 orang yang telah menyumbangkan pakaian, hanya 53 persen yang pernah membeli pakaian bekas.

Hal tersebut menandakan minat pakaian bekas memang masih sedikit. Dengan permintaan yang melebihi peminatan, pendaur ulang kewalahan dengan tumpukan pakaian karena tidak pernah terjual.

Beralih ke mode yang lebih etis memang perlu dipikirkan, tetapi kesehatan planet bumi dan keselamatan pekerja di negara berkembang harus jauh lebih dipikirkan.

Penulis: Ridho Pambudi

Top