Pakaian Daur Ulang dari Miselium Dapat Terurai ke Lingkungan

Reading time: 2 menit
Pakaian ramah lingkungan ini mampu terurai setelah tidak lagi terpakai. Foto: Dezeen

Mengusung konsep eksplorasi pemanfaatan bahan-bahan terbuang, desainer Helena Elston menciptakan koleksi pakaian daur ulang yang terbuat dari miselium dan limbah tekstil.

Melalui Fungal Integrated (FI) sebuah proyek berkelanjutan yang berbasis di London, Elston biasa mengkombinasikan berbagai bahan pembuat pakaian. Kombinasi ini mulai dari produk limbah lokal, termasuk tekstil bekas, karung kopi, hingga miselium – filamen vegetatif jamur.

Elston mengaplikasikan kain dengan miselium yang pertumbuhannya sekitar enam minggu. Hasilnya, setelah pakaian daur ulang menarik ini dikenakan maka akan terurai secara alami setelah tak terpakai.

Lama terurainya pakaian daur ulang ini bergantung pada bahan yang digunakan. Dengan kain alami misalnya membutuhkan waktu antara dua dan enam bulan untuk terurai.

Studio Elston di North Acton adalah tempat khusus yang Elston gunakan untuk mengkombinasikan pakaian dengan miselium dalam kelembaban dan suhu tertentu. Setelah keluar dari tempat itu, pakaian mengering. Miselium yang ada di dalamnya pun berhenti tumbuh dan pakaian siap untuk dipakai.

Pakaian berbahan miselium. Foto: Dezeen

Pakaian Daur Ulang Tak Hasilkan Sampah

Proyek ini Elston garap berangkat dari keresahan saat ini banyak pakaian yang tak terpakai berakhir di tempat pembuangan sampah dan menjadi limbah. Menurutnya alangkah lebih baik membiarkan membusuk sepenuhnya.

Meskipun pakaian hasil karya belum ia produksi, dalam praktiknya, pakaian daur ulang ini dapat dibuat kompos dalam limbah rumah tangga atau dikubur di taman belakang. “Saat ini masih spekulatif, tetapi dengan beberapa eksperimen lagi kemungkinan besar akan berhasil,” katanya.

Elston yang memamerkan karya-karyanya di London Design Festival tahun ini sebagai bagian dari Park Royal Design District menuturkan, miselium mampu menguraikan semua jenis limbah manusia dan produk sampingan lainnya. Ini menjadikan alasan utama untuk mengurangi limbah tekstil sebagai salah satu penghasil limbah terbesar di dunia.

“Ada begitu banyak yang tidak kita ketahui tentang miselium. Tetapi kita tahu bahwa ini adalah sistem kehidupan cerdas yang menghubungkan banyak bagian ekologi,” imbuhnya.

Ia mengaku gemar mengeksplorasi potensi bahan-bahan bekas yang dapat menghasilkan pakaian daur ulang yang indah. “Saya bekerja dengan miselium karena ini adalah masa depan material. Saya merasa sangat tertarik bahwa kami baru saja menemukan kemampuannya dan masih banyak lagi yang bisa dijelajahi,” tuturnya.

Berbagai desainer memanfaatkan miselium untuk menyempurnakan proyek mereka. Desain berbasis miselium lainnya misalnya, helm sepeda yang Studio MOM buat. Helm ini terbuat dari miselium dan rami serta penutup lampu yang perusahaan material Myceen buat.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Sumber : Dezeen

 

Top