Desain Modular untuk Fashion Berkelanjutan

Reading time: 2 menit
Sketsa rancangan Rhiannon Hunt. Gambar: www.ecouterre.com

Gerakan sustainable fashion semakin banyak memengaruhi industri mode, baik nasional maupun global. Fashion berkelanjutan mengusung prinsip menggunakan kembali (re-use), mengurangi (reduce), dan mendaur ulang (recycle) untuk meminimalisir pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari industri ini.

Rhiannon Hunt, perancang muda lulusan sekolah desain Chelsea College of Art, memiliki idealisme yang sama. Ia ingin mengurangi dampak buruk akibat cepatnya pergantian mode (fast fashion). Hunt yang pernah meraih penghargaan Sustainable Clothing Action Plan’s dalam ajang Extending The Life of Clothes menyarankan agar desain modular menjadi jalan untuk meningkatkan ikatan emosional seseorang dengan pakaiannya. Hal ini guna menumbuhkan rasa cinta terhadap apa yang dikenakannya.

“Teknik ini memudahkan para pemakainya untuk menyesuaikan gaya, selera, ukuran, serta panjang pakaian sendiri,” katanya seperti dikutip dari laman ecouterre.com. Diharapkan, hal ini dapat membantu menambah kreatifitas, interaksi serta hubungan personal antara pemakai dengan busana yang dipakainya.

Dalam sketsa rancangan Rhiannon Hunt ini, hiasan pada bagian belakang pakaian dapat dilepas dan dijadikan "lengan" pakaian. Desain modular dalam rancangan ini diharapkan meningkatkan hubungan personal pemakai dengan pakaian yang dikenakan. Gambar: www.ecouterre.com

Dalam sketsa rancangan Rhiannon Hunt ini, hiasan pada bagian belakang pakaian dapat dilepas dan dijadikan “lengan” pakaian. Desain modular dalam rancangan ini diharapkan meningkatkan hubungan personal pemakai dengan pakaian yang dikenakan. Gambar: www.ecouterre.com

Konsep unik rancangannya dipilih dengan menggambarkan pola yang melengkung seperti wajah pada sebuah kain yang rata lalu ditabrakan dengan warna yang berbeda.

“Ini bukan tentang menentukan posisi yang benar dan salah dalam menempatkan dua warna yang berbeda pada sebuah kain,” ujar Hunt, “tapi ini juga berarti dengan memadukan dan menabrakan warna yang berbeda akan menciptakan keindahan yang sama seperti karat pada tembaga.”

Sketsa rancangan Rhiannon Hunt. Gambar: www.ecouterre.com

Sketsa rancangan Rhiannon Hunt. Gambar: www.ecouterre.com

Hunt juga berinovasi dan mengeksplorasi bahan-bahan yang tidak biasa, seperti serat batang pisang, serat nanas, dan kulit salmon yang didapat dari sisa industri pengolahan makanan. Ia mengolah bahan-bahan ini dengan berbagai teknik, termasuk menerapkan pewarnaan alami, bordir, rajut, dan dekorasi tempel untuk memunculkan keunikannya.

Rancangan yang dibuat dengan ide unik ini bertujuan untuk mengurangi limbah tekstil. Selain itu, Hunt mengambil filosofi Jepang, wabi sabi dalam proses pembuatan rancangannya ini. Wabi sabi berarti mencakup kefanaan, ketidaksempurnaan dan keindahan yang berkembang seiring waktu.

Penulis : Gloria Safira

Top