Fast Fashion Perlu Segera Kita Tinggalkan

Reading time: 2 menit
Foto : Shutterstock

Akhir-akhir ini istilah fast fashion sedang marak terdengar dalam dunia fesyen. Fast fashion atau fesyen cepat, mengutip dari Investopedia, merupakan istilah untuk menggambarkan rancangan pakaian yang berpindah cepat dari catwalk ke toko pakaian. Meskipun pakaian-pakaian “instan” tersebut biasanya memiliki desain yang modis dan modern, sebenarnya kita perlu meninggalkan fesyen cepat dengan segera. Mengapa?

Dilansir dari Treehugger, alasan mengapa kita perlu meninggalkan fast fashion karena fast fashion menghasilkan pakaian yang tidak “menyehatkan” bagi Bumi. Pakaian-pakaian tersebut umumnya terbuat dari bahan tidak berkualitas dan mudah rusak. Karena dapat rusak dengan mudah, pakaian hasil fesyen cepat biasanya lebih cepat berubah menjadi sampah. Umumnya, enam puluh persen pakaian fesyen cepat akan dibuang oleh pemiliknya dalam satu tahun setelah pembelian. Hal ini tentu saja dapat merusak lingkungan sekitar.

Selain cepat terbuang, pakaian fast fashion juga  membutuhkan serat sintetis yang terbuat dari minyak bumi. Tak main-main, jumlah minyak bumi yang perusahaan fesyen butuhkan untuk membuat pakaian tersebut yakni sekitar 342 juta barel setahun! Industri fesyen cepat juga menyumbang sekitar empat persen emisi gas rumah kaca global, atau sekitar 1,2 miliar ton karbon dioksida. Maka, tak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak segera meninggalkan penggunaan produk fesyen cepat.

Fast Fashion: Tak Etis bagi Alam, Tak Etis bagi Para Pekerjanya

Tak hanya merusak lingkungan dan alam, kita perlu meninggalkan fast fashion karena tak sedikit perusahaan fast fashion memperlakukan para pekerjanya secara tidak etis.  Para pekerja yang membuat pakaian-pakaian tersebut kebanyakan mendapatkan penghasilan dalam jumlah yang tidak layak dan tidak mendapatkan jaminan kesehatan. Tidak berhenti sampai di situ, tenaga para pekerja industri fesyen cepat juga terus diforsir guna memenuhi keinginan perusahaan untuk membuat pakaian secara cepat dalam jumlah yang banyak.

Selain mendapat upah dan perlakuan yang tidak layak, keselamatan hidup para pekerja fast fashion juga kerap terabaikan oleh perusahaan. Kejadian buruk pernah menimpa para pekerja di Bangladesh pada tahun 2013. Para pekerja tersebut telah melapor pada atasan perusahaan bahwa terdapat bagian gedung yang hampir roboh, namun para atasan tersebut tidak mempedulikan laporan itu. Perusahaan tidak peduli dengan kondisi tempat para pekerjanya bekerja, mereka diam saja dan tidak melakukan tindakan evakuasi. Tak lama kemudian, bangunan tersebut roboh dan menewaskan sebanyak 1.129 pekerja. Perusahaan tersebut tetap bergeming.

Maka dari itu, yuk kita kurangi penggunaan produk fast fashion mulai dari sekarang. Mari kita dukung industri fesyen yang lebih beretika dan lebih berkelanjutan.

Penulis: Anggi R. Firdhani

Sumber:

Treehugger

Investopedia

UAB Institute of Human Rights

 

Top