Lindungi Anak dari Bullying, Kenali Tanda dan Pencegahannya

Reading time: 2 menit
Ilustrasi bullying. Foto: Freepik
Ilustrasi bullying. Foto: Freepik

Ramainya kasus perundungan atau bullying membuat masyarakat kian khawatir, terutama bagi para orang tua. Bagaimana tidak, banyak korban perundungan masih anak-anak sekolah. 

Bullying merupakan masalah serius yang dapat berdampak negatif dalam jangka panjang bagi korban. Oleh sebab itu, pahami tanda-tanda dan cara mengatasi perundungan. Masyarakat, khususnya orang tua, diharapkan lebih peduli dan dapat mencegah terjadinya bullying

Tanda-tanda Bullying

Tidak ada cara mudah untuk mengetahui secara benar apakah seorang anak menjadi korban perundungan di sekolah. Banyak tanda dan gejala yang ditunjukkan korban perundungan mirip dengan tipikal perilaku anak pada umumnya. Meski begitu, apabila terlambat disadari, tak menutup kemungkinan korban akan mengalami depresi.

Unicef melansir bahwa ada beberapa tanda-tanda perundungan yang perlu diwaspadai.

1. Tanda fisik seperti memar, cakaran, patah tulang, dan luka yang belum sembuh tanpa sebab yang jelas.

2. Takut pergi ke sekolah atau mengikuti acara sekolah.

3. Menjadi cemas, gugup, atau sangat waspada.

4. Memiliki sedikit teman di sekolah atau di luar sekolah.

5. Kehilangan teman secara tiba-tiba atau menghindari situasi sosial.

Secara keseluruhan, orang tua perlu mewaspadai perubahan sikap drastis yang terjadi pada anak dan jangan sungkan untuk bertanya padanya. Penting juga untuk berkomunikasi secara terbuka sehingga anak merasa nyaman memberi tahu orang tua tentang apa yang terjadi dalam kehidupan mereka.

Cara Mencegah Bullying

Untuk mengatasi masalah ini, pencegahan menjadi langkah kunci dalam membentuk lingkungan yang aman dan ramah bagi semua orang. Berikut beberapa cara yang dapat orang tua lakukan untuk mencegah perundungan di lingkungan sekitar.

1. Kenali Lingkungan Sekitar 

Langkah pertama yang dilakukan untuk mencegah perilaku perundungan adalah dengan mengenali lingkungan sekitar. Tentunya kita harus mengenal dengan baik lingkungan di sekitar rumah, sekolah, atau tempat yang dapat menjadi lingkungan rawan bullying

Pengenalan lingkungan ini termasuk orang-orang yang ada di dalamnya. Misalnya, kenali sikap teman. Dengan mengenali lingkungan sekitar, kita bisa menghindari pelaku perundungan atau minta pertolongan orang lain. Selain itu, sebisa mungkin untuk tidak berinteraksi dan mendukung perlakuan buruk pelaku.

2. Membangun Kepercayaan Diri

Membangun kepercayaan diri menjadi salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah tindakan bullying. Percaya diri adalah kemampuan dalam meyakinkan diri sendiri pada kemampuan yang kita miliki. Ketika kita tahu kemampuan dan keunggulan diri, maka perasaan intimidasi yang dilakukan akan berkurang.

Namun, jangan sampai rasa percaya diri ini tumbuh terlalu besar sehingga berakhir menjadi pribadi yang sulit menerima kritikan. Kalau sudah begini, maka kita menjadi kesulitan menerima kritikan dan bisa-bisa menjadi pelaku bullying, lho.

3. Berteman dengan Banyak  Orang 

Langkah selanjutnya adalah berteman dengan banyak orang. Jangan sampai pilih-pilih teman, ya. Sebisa mungkin berbuat baiklah kepada semua teman di sekolah. 

Meski begitu, perhatikan juga lingkungan pertemanan. Jangan sampai pertemananmu merupakan mereka yang suka melakukan bullying. Ketika kita memiliki banyak teman, maka pelaku bullying tentu akan berpikir dua kali untuk menindasnya. Jika kesulitan untuk berteman di sekolah atau di lingkungan rumah, coba minta saran ke orang tuamu, ya.

4. Menanamkan Pola Pikir Antibullying

Cara mencegah perilaku bullying berikutnya adalah dengan menanamkan pola pikir antibullying. Kita harus sadar dan peka bahwa perilaku bullying itu bisa merugikan banyak orang, bahkan kita sendiri.

Jika ada perilaku yang buruk di lingkungan sekitar, kita tak boleh mencontoh dan menerapkannya di lingkungan. Dengan menanamkan pola pikir ini, kecil kemungkinan kita menjadi pelaku bullying.

 

Penulis: Maula Sulthoni

Editor: Indiana Malia

Top