Sekolah Alternatif Anak Jalanan untuk Kelola Sampah

Reading time: 2 menit
FMIPA UI mengajarkan anak-anak jalanan pilah dan kelola sampah. Foto: Universitas Indonesia

Jakarta (Greeners) – Sampah merupakan problem utama di kota-kota besar, seperti Jakarta. Banyak faktor yang menyebabkan permasalahan sampah, antara lain rendahnya kesadaran masyarakat menangani permasalahan sampah. Selain itu, sistem kelola sampahnya juga belum maksimal.

Sayangnya, masyarakat khususnya anak-anak belum begitu memahami tentang pentingnya memilah dan mengelola sampah untuk mengurangi volume sampah yang semakin lama semakin menimbun.

Hal tersebut mendorong dosen dan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jakarta (HMD Biologi FMIPA UI) melakukan program edukasi mengenai sampah kepada anak-anak.

Kegiatan bertema Anak Kreatif Kelola Sampah (Akrelosa) merupakan bagian dari pengabdian masyarakat. Sekolah Alternatif Anak Jalanan (SAAJA) ini tim UI lakukan di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.

Sebanyak 11 orang turun ke lapangan melakukan program Akrelosa. Direktorat Kemahasiswaan Universitas Jakarta dan Yayasan Pandu Cendekia membantu pendanaan kegiatan ini.

Anak Belajar Pilah dan Kelola Sampah

Akrelosa merupakan program edukasi anak-anak untuk melatih kepekaan terhadap lingkungan dan sampah di sekitarnya. Akrelosa fokus mengajarkan cara mengelola dan memilah sampah. Selain itu juga menanamkan pemahaman bahwa sampah dapat anak-anak berdayakan menjadi sesuatu yang bermanfaat, tidak hanya dibuang.

“Menurut saya acara yang mahasiswa UI selenggarakan ini bagus, karena dapat menambah wawasan anak-anak mengenai sampah,” kata Kepala Sekolah SAAJA Kristina Iin Dwiyanti lewat keterangan resmi FMIPA UI, baru-baru ini.

Ia berharap melalui program Akrelosa, anak-anak memiliki bekal dalam mengelola sampah. Lewat pelatihan yang tim berikan, anak-anak dapat mendaur ulang sampah sehingga membantu perekonomian keluarganya.

Dalam kegiatan tersebut, Tim FMIPA UI menyampaikan materi di hadapan 12 orang siswa SAAJA. Mereka mengajarkan tentang cara memilah sampah dan memanfaatkannya, mengelolanya, juga mengedukasi tentang dampak sampah terhadap makhluk hidup lainnya, seperti organisme yang ada di perairan sungai dan laut.

Kelola Barang Bekas Menjadi Bermanfaat

Selain itu, tim juga melakukan permainan edukatif yang dapat menguji pengetahuan anak-anak mengenai jenis sampah. Lalu ada pula praktik pengelolaan sampah plastik bekas yang mengubah plastik bekas menjadi barang yang bermanfaat.

Permainan terdiri atas ular tangga dengan kuis pengetahuan umum mengenai sampah untuk menguji pengetahuan anak-anak mengenai jenis sampah. Dalam permainan anak-anak juga dapat pengetahuan cara menyelamatkan hewan laut dari sampah dengan mengeluarkan sampah dari mulut hiu yang bertujuan untuk mengedukasi dampak sampah di laut.

Menariknya lagi ada kuis mengenai pemilahan sampah. Lalu membuat limbah plastik bekas menjadi barang yang memiliki nilai fungsi dan estetika seperti tempat pensil dan hiasan bunga.

Pada hari kedua, sejumlah 11 siswa tim ajak berkunjung ke bank sampah Gesit di Menteng Pulo, Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan. Para siswa menuju bank sampah Gesit menggunakan angkutan umum bersama dengan tim pengabdian masyarakat UI.

“Harapannya kesadaran para siswa terhadap sampah dan lingkungan sekitar akan meningkat, sehingga membuat mereka lebih peka terhadap lingkungan di sekitar. Mereka akan memahami bahwa sampah dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat,” papar Kristina.

Penulis : Ari Rikin

Top