Ibarat sedang berpuasa dan membersihkan tubuh dari banyak racun, Kosta Rika berhasil menjalani 75 hari ‘puasa’ tanpa listrik dari energi bahan bakar fosil. Alih-alih menggunakan daya listrik dengan teknologi yang tidak ramah lingkungan, negara dengan jumlah penduduk 4,8 juta jiwa ini memberdayakan potensi alamnya untuk menghidupi dirinya sendiri.
Sebelumnya, Kosta Rika memproduksi energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air. Sekitar 80 persen tenaga listrik negara ini berasal dari empat pembangkit listrik tenaga air. Namun kerugian dari energi tersebut juga tidak sedikit. Ekosistem Riparian (zona yang menghubungkan ekosistem daratan dengan air) dan ikan yang ada di dalam sungai dan bendungan memperoleh dampak buruk dari pembangkit listrik tersebut.
Negara yang terkenal akan pantai-pantainya yang cantik dan pegunungan aktif ini mulai melirik energi geotermal sejak tahun 2014. Geotermal saat ini masih menjadi energi alternatif sebagai diversifikasi penghasil energi di Kosta Rika. Pembangkit listik geotermal adalah kunci energi baru di Kosta Rika.
Sebagai langkah awal, geotermal di negara tersebut menghasilkan 10 persen energi pada tahun 2014. Untuk melanjutkan tahap tersebut pemerintah Kosta Rika menggelontorkan dana sebesar 958 juta dollar untuk membiayai proyek geotermal berikutnya. Dana tersebut didapat dari pinjaman bank Eropa dan Jepang. Target proyek ini adalah menghasilkan energi tambahan yang ramah lingkungan sebesar 150 MW. Sebuah upaya luar biasa dari negara kecil di Amerika Selatan.
Negara ini berharap menjadi negara yang bersih dari jejak karbon pada tahun 2021. Langkah yang diambil pemerintah Kosta Rika cukup ambisius, namun jika tidak dimulai sekarang, kapan lagi?
Penulis: NW/G15
Sumber: www.inhabitat.com