Jacinto and Lirio: Produk Inovatif, Solusi Eceng Gondok yang Merajalela

Reading time: 3 menit
jacinto and Lirio
Jacinto and Lirio: Produk Inovatif, Solusi Eceng Gondok yang Merajalela. Foto: Jacinto and Lirio.

Infestation. Apakah Anda pernah mendengar kata itu? Jika belum mengetahuinya, arti dari kata tersebut adalah kehadiran hewan atau tumbuhan di suatu tempat dalam jumlah yang sangat besar sehingga menyebabkan kerusakan atau penyakit. Eceng gondok adalah salah satu contohnya.

Eceng gondok merupakan salah satu tumbuhan air yang paling merusak di dunia karena kemampuannya untuk berkembang biak dengan sangat cepat. Flora ini dapat tumbuh hingga lebar 2 meter, mengurangi cahaya dan oksigen, mengubah kandungan air, serta memengaruhi flora dan fauna lokal.

Eceng gondok mengakibatkan komunitas masyarakat di Filipina yang mata pencahariannya sebagai nelayan terhambat. Masalah transportasi laut dan irigasi, ikan-ikan terbunuh karena tidak mendapatkan sinar matahari, dan mereka harus mengungsi akibat banjir yang cukup tinggi sampai kedalaman 6 meter, karena eceng gondok menyumbat saluran air.

Mereka juga terkena penyakit seperti malaria dan demam berdarah yang penularannya lewat air. Melihat fenomena ini, salah satu pandangan dan solusi yang hadir adalah Jacinto and Lirio pada 2009.

Asal Muasal Penggunaan Eceng Gondok

Orang-orang di balik terciptanya perusahaan ini adalah Anne Mariposa-Yee, Noreen Bautista, Patricia Lalisan, Ryan Pelongco and Charm Cruz. Mereka memikirkan ide untuk menggunakan bahan asli Filipina.

Para pendiri merasa negaranya memiliki banyak sumber daya alam yang melimpah, namun pemanfaatan potensinya belum maksimal. Tante dari Noreen bekerja di Department of Trade and Industry (DTI) dan memberi tahu mereka bahwa eceng gondok saat itu menjadi salah satu masalah bagi pemerintah.

Kemudian informasi tersebut membawa mereka berangkat ke berbagai area di Filipina dengan komunitas terdampak eceng gondok seperti Las Piñas, Pampanga, dan Laguna. Mereka pun berpikir bagaimana membantu komunitas ini.

DTI sudah mulai mengatasi masalah ini dengan memulai program pelatihan keterampilan untuk mengubah eceng gondok menjadi produk bernilai komersial, seperti kerajinan anyaman. Mereka berpikir pasti ada sesuatu yang lebih dari sekadar menganyam keranjang dan tikar dari tanaman.

Jacinto and Lirio

Para pendiri merasa negaranya memiliki banyak sumber daya alam yang melimpah, namun pemanfaatan potensinya belum maksimal. Foto: Jacinto and Lirio.

Belum lagi kurangnya apresiasi orang Filipina akan produk asli. Mereka menyadari bahwa kerajinan tangan asli hanya dapat bersaing secara lokal. Jika ingin skala global mereka harus melalui pengembangan bahan dan desain berkualitas.

Sampai mereka meneliti lebih lanjut tentang eceng gondok dan menemukan bahwa mereka dapat memasarkannya sebagai bahan kulit dari tanaman. Akhirnya terbuatlah Jacinto and Lirio (artinya “Eceng Gondok” dan “Bakung”), sebagai wirausaha berbasis sosial yang mengubah “hama” menjadi barang berbahan kulit yang ramah lingkungan dan multifungsi.

Merek ini memanfaatkan eceng gondok yang pertumbuhannya berlebih sampai merusak keseimbangan lingkungan. Lewat pembuatan produknya, mereka memberdayakan keluarga yang terkena dampak negatif melimpahnya eceng gondok ini dengan solusi penciptaan mata pencaharian.

Mereka menjual barang-barang buatan tangan berbahan kulit dari tanaman. Tak hanya indah, tetapi juga memiliki berbagai macam fungsi serta bergaya profesional.

Lewat produk-produknya, perusahaan ingin menciptakan citra yang kuat akan patriotik, lingkungan, dan sosial-etis. Mereka pun hadir dengan mengusung 3 hal utama yaitu, gaya, keberlanjutan, dan kuasa untuk berbuat sesuatu.

Jacinto and Lirio

Mereka menjual barang-barang buatan tangan berbahan kulit dari tanaman. Tak hanya indah, tetapi juga memiliki berbagai macam fungsi serta bergaya profesional. Foto: Jacinto and Lirio.

Baca juga: Yayasan Pangeran Charles Berkomitmen Sokong Fesyen Berkelanjutan

Produk-produk Jacinto and Lirio

Pinto Journal dan Passport Holder

Produk ini sangat cocok untuk orang yang suka jalan-jalan dan ingin memiliki catatan pengingat yang praktis. Selain itu juga cocok untuk seniman yang ingin menampilkan karya-karya mereka baik membuat sketsa, lukisan, atau tulisan kaligrafi.

Kertasnya bisa untuk semua media penulisan, termasuk cat air. Jurnal ini juga memiliki fitur-fitur khusus. Misalnya, cover jurnal yang dapat Anda kreasikan, terdapat kantong di dalamnya untuk menyimpan kartu atau dokumen lain, dapat Anda isi ulang, serta tahan air.

Tali Kulit Vegan

Tas kulit yang terbuat dari eceng gondok yang dapat Anda gunakan untuk membawa kartu tanda pengenal Anda, mengaitkannya untuk kunci, telepon genggam Anda, atau barang-barang lain sehingga lebih praktis dan aman karena dalam jangkauan Anda.

Kimono APD

Ada juga edisi pandemi seperti Gouache Kimono. Ini berfungsi sebagai Alat Pelindung Diri (APD) yang dapat digunakan kembali. Kimono ini menjadi perlindungan Anda untuk bepergian keluar rumah, memenuhi keperluan sehari-hari seperti belanja dan bekerja.

Pemerintah Filipina menyarankan, orang-orang harus selalu memakai pakaian yang menutupi kulit dan perlengkapan pelindung seperti masker dan sarung tangan. Pelindung ini bekerja sebagai penghalang yang mengurangi kemungkinan bersentuhan, terpapar, dan penyebaran kuman.

Meskipun persediaan APD di Filipina ada banyak, beberapa negara kekurangan pasokan. Maka dari itu kimono ini tercipta dengan microfiber dan bahan tahan air.

Penulis: Agnes Marpaung

Editor: Ixora Devi

Sumber:

Jacinto and Lirio

Top