Jamur Miselium Pengganti Kemasan Polimer

Reading time: 2 menit
Ecovative
Foto: ecovativedesign.com

Mengonsumsi jamur merupakan pilihan bagi banyak orang. Namun, bagaimana jika jamur dibuat sebagai bahan campuran untuk membuat berbagai produk yang lebih kuat daripada beton?

Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang desain membuat produk furnitur, kemasan makanan dan minuman berbahan jamur miselium.  Gagasan ini muncul pada 2007 dari insinyur mesin Universitas Rensselaer Polytechnic Institut New York, Eben dan Gavin Mclntyre.

Saat itu, keduanya mengembangkan metode akar jamur yang terbuat dari miselium. Mereka mengubah hidrokarbon menjadi karbohidrat sebagai metode menumbuhkan insulasi berbasis jamur. Jamur tersebut juga telah direkayasa untuk mengusir atau membasmi hama invasif seperti semut tukang kayu, semut api, dan rayap.

Baca juga: Terobosan Baterai Litium-Sulfur dengan Metode Cupcake

Melansir wired.com, Gavin McIntyre Ceo Ecovative mengatakan miselium dapat menyesuaikan kekuatan dan fleksibilitas seperti busa. Semakin banyak serat kapas, maka dapat meningkatkan dinamika termal. Sedangkan semakin banyak sekam padi membuatnya lebih tahan api.

Jamur miselium akan mengonsumsi sebagian besar bahan organik atau substrat yang dapat membentuk filamen kecil seperti rambut manusia. Ketika muncul dari cetakan, produk itu tampak seperti sepotong cokelat putih. “Lembut untuk disentuh, seperti jamur, tetapi sangat kokoh,” ujarnya.

Setiap sentimeter kubik busa EcoCradle mengandung sekitar 4,8 km serat miselium. Semuanya dibuat tanpa menggunakan bahan kimia maupun energi. “Karena organisme ini bukanlah pemakan yang pilih-pilih, kita bisa menggunakan hampir semua limbah selulosa lignosa sebagai substrat,” ucap Bayer.

Ecovative

Foto: ecovativedesign.com

Ecovative mengklaim bahwa produk jamur miselium bisa menjadi pengganti polistirena atau bahan membuat kemasan plastik. Jamur dan limbah pertanian digabungkan untuk membuat kemasan yang murah, tahan lama, dan dapat terurai secara hayati.

Jamur miselium dianggap dapat menggantikan busa seperti wadah makanan dan  gelas minuman di restoran cepat saji. Walaupun produknya lebih murah, lebih ringan, dan lebih kuat 100 persen, seluruhnya dapat dibuat kompos ketika mencapai akhir masa pemanfaatan.

Bayer menyebut polistirena sebagai bahan putih beracun.  Ia menunjukkan bahwa setiap 0,02 meter kubik bahan tersebut memerlukan satu setengah liter minyak bumi untuk diproduksi. “Di sinilah limbah minyak besar akan berada.”

Baca juga: Kursi Berbahan Dasar Limbah Kayu dan Plastik

Menurutnya polimer putih tersebut bertanggung jawab hingga 20 persen dari semua limbah yang saat ini terkubur di tempat pembuangan sampah.

Meskipun Ecovative memproduksi barang berbasis jamur miselium yang mudah rusak, ia mengatakan setidaknya tidak dihasilkan limbah beracun. Ia berharap dapat industri yang merusak lingkungan dapat berubah juga.

Penulis: Ridho Pambudi

Top