Mahasiswa Jambi Kembangkan Pembalut Kain Ramah Lingkungan

Reading time: 2 menit
Mahasiswa Jambi Kembangkan Pembalut Kain Ramah Lingkungan
Mahasiswa Jambi Kembangkan Pembalut Kain Ramah Lingkungan. Foto: Shutterstock.

Terlahir sebagai perempuan tentunya akan mengalami fase menstruasi. Umumnya siklus ini menjadi ‘tamu’ rutin setiap bulan. Masyarakat Indonesia menyebut siklus ini sebagai ‘datang bulan’. Pada periode ini darah  keluar melalui jalan lahir akibat luruhnya dinding dalam rahim. Saat menstruasi, biasanya perempuan menggunakan pembalut sebagai ‘penampung’ darah.

Saat ini perempuan dapat dengan mudah memilih pembalut yang mereka inginkan. Berbagai pilihan produk pembalut banyak tersedia di pasaran. Pembalut yang beredar merupakan pembalut sekali pakai. Meski mudah bagi konsumen untuk menggunakan pembalut sekali pakai, namun produk ini memiliki sisi buruk bagi lingkungan. Pasalnya, pada pembalut terdapat plastik yang sulit terurai.

Pada zaman dahulu sebelum produsen menciptakan pembalut sekali pakai, perempuan menggunakan pembalut kain. Namun, seiring kemudahan pembalut sekali pakai, kini konsumen meninggalkan pembalut kain. Sayangnya, kepraktisan pembalut sekali menebus kemudahan pemakaiannya dengan pencemaran lingkungan.

Berbeda dengan tren yang ada, dua mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jambi, Diniyati dan Pauline Kusmaryati, mengembangkan pembalut kain ramah lingkungan.

“Pembalut memiliki kelebaran yang cukup untuk menutupi bagian celana dalam dan memiliki perekat yang baik agar tidak mudah bergeser dan terlepas, bagian bawah pembalut tersebut kedap terhadap air sehingga sangat nyaman dipakai dan tidak menimbulkan iritasi,” ucap Diniyati dan Pauline dalam Jurnal Pengembangan Pembalut Kain yang Ramah Lingkungan Sebagai Alternatif Pilihan untuk Kesehatan Reproduksi Perempuan.

Baca juga: Aneka Ragam Sampah jadi Gantungan Baju Ramah Lingkungan

Pembalut Ramah Lingkungan: Peneliti Memilih Kain Anti Bocor

Bahan yang mereka gunakan pada bagian luar atas pembalut kain adalah kain diadora. Kain ini lembut, halus, dan memiliki kerapatan tinggi. Bagian dalamnya berbulu lembut sehingga cocok untuk kulit bagian kewanitaan. Kain ini merupakan kain yang juga bahan untuk popok bayi. Pada bagian bawah luar pembalut menggunakan kain parasut milky yang memiliki karakteristik tahan air.

Sedangkan pada lapisan tengah menggunakan kain fleece yang dapat bekerja dengan baik sebagai isolator tubuh meskipun kain dalam kondisi basah. Selain itu, bahan ini juga memiliki karakteristik cepat kering, elastis, terjangkau, dan awet.

“Pemilihan bahan digunakan sebagai pendukung dalam pembuatan pembalut kain sehingga pembalut kain yang digunakan paling cocok dengan kulit sehingga terasa nyaman dan tidak bocor pada saat digunakan, hal ini juga dikarenakan pembalut memiliki kelebaran yang cukup untuk menutupi bagian celana dalam, bahan pembalut kain lebih elastis dan mudah dilipat,” ujar kedua peneliti.

Dalam jurnal tersebut, keduanya mengatakan bahwa kelebihan pembalut ini yakni sifatnya yang tahan lama. Tentu saja, hal ini dengan syarat konsumen merawat dan mencuci kain dengan benar. Dengan karakternya yang dapat konsumen gunakan berulang kali, pembalut kain ini lebih ramah lingkungan.

“Cara pencuciannya sangat mudah hanya direndam dengan detergent semua kotoran dapat terangkat dari permukaan dan dapat dikeringkan dengan mesin cuci,” ungkap keduanya.

Penulis: Mega Anisa

Editor: Ixora Devi

Top