PADI Ciptakan Masker dari Limbah Plastik di Lautan

Reading time: 2 menit
PADI
Foto: www.padigear.com

Limbah plastik telah menjadi permasalahan pelik bagi lingkungan terutama di lautan. Plastik tersebut merusak habitat laut, terumbu karang, dan menyebabkan punahnya hewan-hewan yang ada di dalamnya. Untuk menangani masalah limbah tersebut, Asosiasi Profesional Instruktur Selam (PADI) memproduksi masker yang dibuat dari bahan limbah plastik di lautan. Solusi ini dapat mengatasi dua permasalahan sekaligus, yakni permasalahan limbah dan penanganan pencegahan pandemi Covid-19.

PADI bekerja sama dengan perusahaan pakaian ramah lingkungan Rash’R untuk membuat masker dari limbah botol plastik daur ulang. Masker wajah ini diproduksi oleh Ocean Balance, yakni perusahaan yang memiliki spesialisasi dalam mengubah sampah plastik di laut dan botol plastik menjadi kain yang bisa dipakai.

PADI

Masker dari limbah plastik di laut. Foto: www.padigear.com

Masker ramah lingkungan ini memiliki lapisan ganda dengan polyester daur ulang dan dapat digunakan kembali termasuk kantung filternya. Kain luarnya dibuat dengan 100 persen polyester limbah laut daur ulang. Sementara kain lapisan terbuat dari 92 persen polyester limbah laut daur ulang dan 8 persen elastane. Elastane atau biasa dikenal dengan sebutan spandex, merupakan material elastis yang dibuat dari polyurethane.

Masker ini memiliki enam pola desain berbeda yang terinspirasi dari kehidupan lautan. Tersedia dalam dua bentuk, masker ini dapat digunakan untuk orang dewasa dan anak usia 4 sampai 10 tahun. Menurut organisasi pelatihan selam terkemuka di dunia ini, terdapat 1.267 pon atau setara 574,70 kilogram plastik laut untuk membuat masker yang telah dipesan.

Perusahaan mengatakan pihaknya tidak mengambil untung dari penjualan masker ini. Harga yang dijual merupakan biaya aktual. Melansir inhabitat.com, menurut PADI kesejahteraan komunitas adalah rumah dan lautan yang mereka selami.

Penulis: Mega Anisa

Top