Pandu Laut Nusantara, Relawan Penjaga Laut Indonesia

Reading time: 2 menit
Komunitas Pandu Laut Nusantara dalam acara "River Clean Up" membersihkan Sungai Ciliwung, di Bogor, Sabtu, 16 November 2019. Foto: www.greeners.co/Ridho Pambudi

Jakarta (Greeners) – Pandu Laut Nusantara bekerja sama dengan Komunitas Peduli Ciliwung dalam acara “River Clean Up” membersihkan sampah Sungai Ciliwung, di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, (16/11).

Community Relation Officer Pandu Laut Nusantara, Indri Indri Luxviyanto mengatakan ini adalah kali pertama mereka turun ke sungai bersama komunitas, relawan, maupun pecinta alam dan lingkungan. “Biasanya kita concern di laut, tapi kali ini minggir ke sungai. Kami mengusung konsep “Hulu ke Hilir” di mana pembersihan sampah dimulai dari hulu kemudian baru ke hilir,” ucapnya.

Berdiri sejak tahun 2018, Pandu Laut Nusantara telah memiliki 1.000 relawan dari seluruh Indonesia. Komunitas yang disahkan oleh Susi Pudjiastuti itu juga memiliki sekitar 3.000 relawan di Jakarta. Bersama Pandu Laut Nusantara, beberapa komunitas juga turut berkontribusi menyuarakan lingkungan.

Baca juga: Susi Pudjiastuti Resmikan Pandu Laut Nusantara

Meski usianya terbilang muda, komunitas ini telah melakukan berbagai kegiatan mulai dari kampanye sampah plastik, kegiatan pembersihan di beberapa pantai dan laut Indonesia, hingga mengedukasi masyarakat dan mahasiswa mengenai bahaya pencemaran limbah yang berdampak pada ekosistem laut.

Relawan Pandu Laut Nusantara bersama Komunitas Peduli Ciliwung membersihkan Sungai Ciliwung, di Bogor, Sabtu, 16 November 2019. Foto: www.greeners.co/Ridho Pambudi

“Kita sering banget mengadakan kegiatan clean up di berbagai pantai dan laut di daerah Indonesia. Kita juga mengedukasi masyarakat, sekolah, dan kampus di Indonesia bahwa laut kita sudah ironis,” ucap Indri.

Indri mengatakan, pada tanggal 17 Agustus lalu, mereka membersihkan 74 titik sampah di tepian pantai Indonesia. Ironisnya, sepanjang satu hingga 20 kilometer ditemukan 9 hingga 11 ton sampah plastik. Menurutnya keadaan laut makin memperhatikan, sebab, limbah manusia dan industri terus menerus masuk ke dalam laut lepas. Ini mengakibatkan ekosistem laut tercemar, kerusakan terumbu karang, hingga ditemukannya ikan yang memakan sampah plastik.

Baca juga: Menteri Susi: Saatnya Bersama-sama Jaga Laut Indonesia

“Laut kita sudah danger, ekosistem laut sudah hampir rusak ditambah lagi dengan ditemukannya makhluk hidup laut yang memakan sampah plastik. Kita terus melakukan kampanye ini kepada masyarakat agar mereka sadar karena bahaya pencemaran lingkungan akan berdampak sangat besar,” kata Indri.

Edukasi kepada masyarakat melalui workshop atau seminar agar bijak menggunakan plastik sekali pakai juga menjadi agenda komunitas Pandu Laut Nusantara. Ia menuturkan alternatif penggunaan sedotan plastik, yaitu dengan menggunakan sedotan stainless atau bambu. “Kita juga menjelaskan bahwa dengan cara “Zero Waste Life” ini memang tidak mudah. Seakan balik lagi ke zaman dahulu, kita menggunakan apa yang ada di sekitar kita tanpa merusak lingkungan,” ucap dia.

Penulis: Ridho Pambudi

Top