Rampok Plastik, Gaya Komunitas ASEAN RBC Mengedukasi Masyarakat

Reading time: 2 menit
ASEAN RBC
Anggota Asean Reusable Bag Campaign saat kampanye Rampok Plastik di Palmerah, Jakarta Barat. Foto: ASEAN RBC

Penggunaan kantong plastik telah menjadi kebiasaan di masyarakat. Padahal sebagai produk sekali pakai, plastik membutuhkan waktu ratusan tahun agar terurai di lingkungan. Faktor tersebut juga yang membuat kantong plastik menjadi ancaman bagi Bumi.

Tahun 2014 Young Southeast Asian Leader Initiative (YSEALI) membuat sebuah komunitas ASEAN Reusable Bag Campaign. Gerakan tersebut sebagai langkah untuk mengedukasi masyarakat mengenai bahaya kantong plastik sekali pakai.

Ranitya Nurlita Anggota YSEALI sekaligus penggagas komunitas ASEAN RBC Indonesia mengatakan terbentuknya komunitas ini saat dirinya mendapatkan kesempatan untuk mengkuti program di Amerika Serikat. Setelah selesai, tiap individu diwajibkan untuk membuat proyek berkelanjutan di negara asal.

Baca juga: Kebon Belajar: Mengenal Alam dan Menciptakan Pangan Secara Mandiri

Saat itu edukasi mengenai peralihan penggunaan kantong plastik sekali pakai ke kantong belanja reusable masih jarang. Lita semakin terinspirasi saat ia berkunjung ke Amerika Serikat, sebab, masyarakat di sana sangat peduli dengan lingkungan. Gaya hidup ramah lingkungan dengan membawa totebag, tumbler, dan kantong plastik berbayar sudah diterapkan.

“Saya merasa tertampar. Kapan ya masyarakat Indonesia bisa seperti masyarakat Amerika Serikat yang membawa reusable bag dan menerapkan plastik berbayar,” ujarnya saat diwawancarai Greeners, Minggu, (7/06/2020).

Nama ASEAN sendiri, kata Lita, diambil dari tiga negara di Asia, yaitu Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Ketiganya merupakan perwakilan negara yang mengampanyekan pengunaan kantong belanja pakai ulang (reusable).

ASEAN RBC

Para anggota Asean RBC saat kampanye Rampok Plastik. Foto: ASEAN RBC

ASEAN BRC merupakan program hibah dari salah satu instansi di Amerika Serikat dengan waktu kontrak selama satu tahun dari 2015 hingga 2016. Sebagai penggagas ia berpikir bahwa untuk membuat sebuah gerakan sosial tidak bisa hanya satu tahun. Dibutuhkan waktu yang cukup panjang untuk mendorong kesadaran  masyarakat di tiap-tiap negara. Akhirnya ia pun mulai berkolaborasi dengan banyak komunitas,

”Jadi bisa dibilang memang efektifnya di tahun sekarang, pada 2015-2016 aktif di tiga negara. Hingga saat ini mitra kita tersebar di seluruh Indonesia,” ucapnya.

ASEAN RBC memiliki beberapa rangkaian program untuk mengajak masyarakat beralih menggunakan tas belanja pakai ulang di antaranya, Rampok Plastik, ASEAN RBC Goes to Road, ASEAN RBC Goes to Campus, ASEAN RBC Goes to School, Shopping with Reusable Bag, dan ASEAN Reusable Bag Design Competition.

“Rampok Plastik” sendiri merupakan aksi turun ke jalan untuk mengedukasi masyarakat. Menurutnya dengan merampok plastik yang sedang digunakan oleh masyarakat dan menggantinya dengan reusable bag akan menarik perhatian khusus sehingga mudah untuk mengedukasi. “Pasti dipikirnya kaya orang gila, kalau orang berpikiran seperti itu lalu bertanya maksudnya apa, nah dari situ kita mulai menjelaskan,” ujarnya.

Baca juga: Indonesia Berkebun: Menumbuhkan Kembali Budaya Menanam

ASEAN RBC sudah memproduksi 7.549 tas pakai ulang yang telah dibagikan ke 18 kota di Indonesia. Mereka juga berkolaborasi dengan beberapa komunitas lain seperti Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Sobat Bumi Indonesia, Batik Girl, dan HiLo Green Community.

Lita berharap masyarakat Indonesia dapat memulai gaya hidup ramah lingkungan sejak dini. Apalagi sekarang ini sudah memasuki fase adapatasi normal baru yang memerlukan sejumlah starter kit. Misalnya dengan menggunakan barang-barang pribadi. Menurutnya, selain menghadapi Covid-19, secara tidak langsung masyarakat juga mulai menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. “Aku mengajak masyarakat Indonesia untuk memulai menerapkan gaya hidup ramah lingkungan,” ucapnya.

Penulis: Ridho Pambudi

Top