UI Luncurkan PLTSa, Ubah Sampah Organik Jadi Listrik dan Pupuk

Reading time: 2 menit
Mesin biodigester ini bagian dari PLTSa UI yang olah sampah organik jadi energi dan pupuk. Foto: Universitas Indonesia

Jakarta (Greeners) – Universitas Indonesia (UI) kini memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebesar 234 kWh. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia bekerja sama dengan PT Paiton Energy dalam program Waste to Energy CSR Project mewujudkan hadirnya PLTSa tersebut.

Kehadiran PLTSa ini merupakan salah satu upaya untuk menangani sampah di Indonesia. Berdasarkan data Indonesia National Plastic Action Partnership pada April 2020, Indonesia menghasilkan 85.000 ton sampah per harinya. Jumlah sampah ini akan terus mengalami kenaikan hingga mencapai 150.000 ton per hari pada tahun 2025.

Selain itu terdapat sebanyak 67,2 juta ton sampah Indonesia masih menumpuk setiap tahunnya. Dari total tersebut, sebanyak 9 % atau sekitar 620.000 ton sampah masuk ke sungai, danau dan laut.

Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro mengatakan, UI berkomitmen menjalankan peran dalam memenuhi indikator tujuan pembangunan berkelanjutan. UI sebagai institusi pendidikan tinggi memiliki fungsi vital untuk memproduksi pengetahuan. Selain itu menciptakan inovasi teknologi terapan yang memiliki orientasi pada keseimbangan sosial dan ekologi.

“Kerja sama UI bersama PT Paiton Energy dalam mengembangkan teknologi penghasil energi terbarukan ini dengan cara mendaur ulang limbah. Hal ini merupakan aksi nyata kolaborasi antara pihak swasta dengan universitas untuk menawarkan solusi dalam menghadapi krisis lingkungan hidup,” katanya dalam webinar peluncuran PLTSa, di Jakarta, Rabu (1/12).

PLTSa UI Jadi Alternatif Upaya Penanganan Sampah

Dalam kerja sama ini, Paiton Energy memberikan sebanyak delapan unit mesin biodigester yang berfungsi sebagai PLTSa. Mesin Biodigester ini dapat beroperasi dengan memanfaatkan limbah sampah organik dan kotoran hewan.

PLTSa ini dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 2 ton per hari. Selain menghasilkan energi listrik sebesar 234 kWh, mesin PLTSa juga memproduksi pupuk padat dan cair untuk pertanian yang akan masyarakat binaan UI gunakan.

Presiden Direktur PT Paiton Energy Koichiro Miyazaki menyebut, penanganan sampah untuk menjaga kelestarian lingkungan merupakan suatu tantangan besar bagi dunia dan juga Indonesia.

“Salah satu upaya penting yang dapat kita lakukan adalah membuat pembangkit listrik tenaga sampah, melalui program CSR kami, Waste to Energy CSR Project,” kata Koichiro dalam kesempatan yang sama.

Keberadaan PLTSa di UI juga memiliki manfaat yang besar karena akan memperdalam pengetahuan dalam mengoperasikan pembangkit waste to energy. PLTSa ini juga memberikan peluang untuk meningkatkan kelayakan komersial pembangkit melalui studi bersama. Pengetahuan dan peningkatan tersebut sangat penting dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah untuk mendorong penggunaan energi terbarukan.

Paiton Energy telah melaksanakan program corporate social responsibility (CSR) sejak tahun 2000. Komite Pengembangan Masyarakat memantau rancangan program CSR yang Paiton lakukan setiap tahunnya. Program tersebut terdiri dari tiga fokus yakni mendukung keberlanjutan perusahaan (pembangkit), keberlanjutan sosial ekonomi, serta keberlanjutan energi dan lingkungan.

Manfaatkan Sampah dan Limbah Organik

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI Agung Waluyo menambahkan, program Waste to Energy CSR Project ini fokus pada pemanfaatan sampah dan limbah organik.

“Biodigester ini akan berisi daun-daun, kotoran hewan, sisa kotoran, belatung, sehingga dapat menghasilkan biogas yang akan langsung kami manfaatkan untuk menggerakkan mesin pembangkit listrik,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Dekan FMIPA UI periode tahun 2018-2021 Rokhmatuloh menegaskan, pihaknya memiliki keinginan agar kampus UI menjadi kampus hijau dan mandiri energi listrik.

“Kerja sama dengan Paiton Energy atas program Waste to Energy CSR Project ini dapat menjadi salah satu keberhasilan cita-cita kami ini,” imbuhnya.

Penulis : Fitri Annisa

Top