Jakarta (Greeners) – Keberadaan flora dan fauna berperan penting dalam menunjang keberlangsungan kehidupan manusia. Menyadari hal tersebut, Kreator Konten Fabianus Bayu memberikan edukasi flora dan fauna dalam bentuk komik digital.
Karya tersebut Bayu tuangkan di media sosial Instagram bernama Shirohyde yang kini memiliki 30 ribu pengikut. Ilustrasi warna-warni dan penjelasan singkat yang disisipkan melalui dialog memudahkan audiens menyerap edukasi yang dibuat oleh Bayu.
Memiliki latar belakang di bidang desain komunikasi visual (DKV), menjadi sebuah kekuatan bagi Bayu untuk memulai langkahnya mengenalkan ragam jenis flora dan fauna dengan desain menarik. Melalui karya kreatifnya, Bayu telah memikat banyak audiens untuk mengenali berbagai macam jenis satwa dan tumbuhan.
BACA JUGA: Cinta Laura: Sadari Hal Kecil untuk Hidup Ramah Lingkungan
“Shirohyde bukan untuk komik awalnya, jadi hanya portofolio terus ada ilustrasi grafis. Tahun 2015, itu mulai coba bikin komik tentang satwa liar. Kalau tentang satwa liar ini minat dari kecil, dulu pengin jadi dokter hewan,” kata Bayu kepada Greeners, Selasa (26/9).
Walaupun Bayu tengah memilih menekuni bidang DKV, keinginan untuk mewujudkan cita-citanya sebagai dokter hewan tidak bisa hilang begitu saja. Ia menuangkan ketertarikannya tersebut melalui karya yang kini ia buat.
Seiring berjalannya waktu, konten edukasi digital dengan konsep komik ini memiliki banyak peminat. Bayu pun terdorong untuk terus mengembangkan konten edukasinya dengan menggali informasi lebih dalam melalui diskusi bersama praktisi, peneliti, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
“Komik itu makin ke sini banyak peminat. Saya juga riset materi komik jadi banyak tahu, semakin kenalan sama praktisi, peneliti, dan LSM yang masuk keluar hutan, menyelam di laut, jadi saya ikut berkembang. Terus ada misinya lagi, selain menyalurkan kesukaan juga ikut berpartisipasi dalam konservasi alam liar,” tambah Bayu.
Serap Banyak Saran untuk Berkembang
Sebagai kreator konten dalam ilmu biologi, ini bukan hal yang mudah untuk Bayu. Ada banyak saran atau masukan yang ia pelajari untuk mengembangkan konten edukasi yang dibuatnya.
“Awalnya enggak minat, tapi responsnya oke, akhirnya mencoba terus. Berkembangnya mengikuti masukan dari pembaca. Misalnya, dari penulisannya, terus ada pemahaman biologi kurang tepat. Terus, kalau di satwa liar, dapat insight cara bahas tentang perburuan ini,” ungkap Bayu.
Dalam proses pembuatan konten, Bayu kumpulkan materi memanfaatkan internet untuk browsing pada situs yang kredibel. Biasanya, ia menghabiskan waktu untuk mengumpulkan informasi dan menggambar selama 4-5 jam.
BACA JUGA: Greeners.Co Kenalkan Jurnalisme Lingkungan ke Mahasiswa UIN
Selain itu, dengan menyukai pembahasan flora dan fauna membuat Bayu terus konsisten untuk melanjutkan karyanya. Dalam konten edukasinya, Bayu berharap agar manusia sadar bahwa keberlanjutan hidup ini juga dibantu oleh peran satwa dan tumbuhan. Oleh karena itu, manusia harus memiliki empati besar terhadap mahluk hidup lainnya.
“Manusia itu bisa hidup sampai saat ini bukan sekadar dari support teknologi pembangunan. Kalau hutan rusak, serangga itu akan jadi hama ke pertanian dan jadi krisis pangan. Jadi, manusia tidak boleh merugikan yang lain. Faktor alam ini jadi pertimbangan kehidupan manusia, sebab ada faktor biologis yang diabaikan begitu saja,” imbuh Bayu.
Berikan Dukungan Lestarikan Satwa Liar
Di balik kelihaiannya dalam membuat konten kreatif dan senang akan flora serta fauna, melalui karyanya, Bayu ingin ikut mendukung kelestarian satwa liar.
“Manusia itu meskipun sudah hidup di kota butuh ekosistem alami. Walaupun tidak terhubung langsung, tapi kalau rusak, iklim berubah, lalu hewan harus berdampingan karena hutan rusak, akhirnya jadi bikin penyakit baru,” ucap Bayu.
Itulah misi umum Bayu agar manusia sadar bahwa mereka itu tidak hidup sendirian. Ada hal lain yang memiliki manfaat untuk kehidupan manusia. Oleh karena itu, penting untuk menjaga alam serta ekosistemnya.
Kenalkan Satwa Lewat Buku
Selain membuat karya lewat konten digital, Bayu terus menggencarkan edukasinya melalui berbagai media, salah satunya lewat buku. Kini, Bayu telah membuat dua edisi buku, di antaranya Fun Encyclopedia dan Zoopedia.
Kedua buku tersebut merupakan buku edukasi pengenalan satwa. Pembuatan buku ini berawal dari penerbit yang menawarkan Bayu untuk membuat komik dalam bentuk buku. Hal ini juga menjadi variasi karya baru bagi Bayu.
“Awalnya, sempet mikir enggak pengin yang cetak. Kalau emang bikin, ya, yang digital. Namun, mikir lagi, kalau untuk buku bentuk fisik pun enggak masalah. Soalnya, dulu mikirnya buang-buang kertas, tapi buku kan bisa dikasih ke saudara atau disumbangkan, tidak mubazir dan ada nilai gunanya,” ujar Bayu.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia