Spesies Liar: Kolaborasi Seniman untuk Kampanye Perlindungan Primata

Reading time: 3 menit
spesies liar wanggi hoed
Spesies Liar: Kolaborasi Seniman untuk Kampanye Perlindungan Primata. Foto: Ardy Fauzi Ridwan.

Keberlangsungan hidup primata terancam dengan adanya bermacam kegiatan eksploitasi. Tidak hanya perburuan, pemeliharaan primata juga merugikan ekosistem habitat mereka. Kelompok seniman dari Tanah Pasundan, tergerak menyuarakan keprihatinannya lewat sebuah pesan sarat seni bertajuk Spesies Liar.

Jakarta (Greeners) – Seniman pantomim, Wanggi Hoed, terlibat proyek kolaborasi bersama banyak pihak dalam pembuatan video berjudul Spesies Liar. Karya visual-gerak tersebut merupakan bentuk kampanye terhadap maraknya eksploitasi terhadap primata.

Menurut Wanggi, perlu banyak cara untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap kehidupan satwa liar termasuk primata. Pantomim, lanjut dia, bisa jadi salah satu cara menumbuhkan kepekaan masyarakat melalui bahasa tubuh.

“Yang melihat video ini akan tersentuh batinnya ketika melihat tubuh mana yang ditampilkan. Visual yang kita buat adalah yang terjadi di hari ini. Kehidupan sudah mengalami intervensi. Bukan hanya primata, tapi manusia mengintervensi dirinya.” ujarnya kepada Greeners.co melalui sambungan telepon, Jumat (5/2/2021).

spesies liar wanggi hoed

Seniman pantomim, Wanggi Hoed, terlibat proyek kolaborasi bersama banyak pihak dalam pembuatan video berjudul Spesies Liar. Foto: Ardy Fauzi Ridwan.

Spesies Liar, Inspirasi Gerakan dari Pengalaman Wanggi Hoed 

Menjadikan pantomim media kampanye sosial sudah sering Wanggi lakukan. Di setiap penampilan, Wanggi selalu menyajikan pengalaman pribadi yang merupakan irisan dari kehidupan sosial yang tengah terjadi. Begitu juga dalam pembuatan video Spesies Liar.

Wanggi menceritakan dirinya pernah menyaksikan langsung kehidupan primata pada tahun 2017. Pengalamannya di Kalimantan itu kerap jadi landasan untuk menampilkan gerak tubuh dalam pantomim bertema pimata termasuk dalam Spesies Liar.

Dia menambahkan pembuatan video tersebut sangat hati-hati. Pasalnya, setiap gerakan tubuh bisa melahirkan makna berbeda. Adapun dalam video tersebut tim sengaja tidak menggunakan hewan agar tidak jadi melanggar hukum.

“Saya mengalami betul apa yang terjadi bahkan risikonya. Pantomim yang saya bawa, saya yakin bahasa tubuh yang universal. Sehingga itu jadi realistis. Saya mengalami betul hal-hal itu,” katanya.

spesies liar wanggi hoed

Pengalaman Wanggi Hoed di Kalimantan menjadi landasan untuk menampilkan gerak tubuh dalam pantomim bertema pimata. Foto: Ardy Fauzi Ridwan.

Baca juga: YPBB: Bisnis Ramah Lingkungan Harus Perhatikan Detail

Spesis Liar Tandingi Konten Negatif Primata di Media Sosial

Wanggi menjelaskan salah satu keprihatinannya adalah pengguna media sosial yang jamak menjadikan primata sebagai objek untuk kesenangan pribadi. Dia bahkan pernah mendapat respons negatif dari salah seorang influencer yang memelihara satwa liar.

“Tapi, saya berani pasang badan untuk take down pemelihara satwa liar,” tegasnya.

Wanggi menilai pantomim maupun karya seni lain merupakan salah satu bentuk kampanye yang positif.

Dia menjelaskan, pihaknya akan terus menayangkan video Sepesies Liar dalam pelbagai kesempatan untuk menandingi banyaknya konten negatif terhadap hewan di media sosial.

wanggi hoed spesies liar

Wanggi menjelaskan salah satu keprihatinannya adalah marak pengguna media sosial yang menjadikan primata sebagai objek untuk kesenangan pribadi. Foto: Ardy Fauzi Ridwan.

“Mereka (primata) punya kehidupan yang semestinya di alam dan habitatnya. Spesies Liar ini mengajak agar kita melihat kembali kita menghormati semua mahluk yang hidup di habitat masing-masing,” pungkasnya.

Penulis Muhamad Ma’rup

Top