Proyek Restorasi Ekosistem Indonesia Tampil di Jepang

Reading time: 2 menit
Program restorasi ekosistem Indonesia ramaikan pameran di Jepang. Foto: Belantara Foundation

Jakarta (Greeners) – Restorasi ekosistem tak hanya efektif memitigasi perubahan iklim, meningkatkan ketahanan pangan, penjagaan suplai air dan keanekaragaman hayati. Konsep ini juga harus memastikan dimensi sosial ekonomi pemanfaatan hutan untuk masyarakat adat.

Belantara Foundation bersama Asia Pulp & Paper Japan Ltd. (APPJ) mempromosikan “Forest Restoration Project: SDGs Together” kepada dunia internasional. Aksi ini juga ingin mengajak upaya pemulihan hutan tropis di Indonesia secara meluas.

Promosi tersebut berlangsung dalam Pameran EcoPro 2022 di Tokyo Big Sight, Jepang, 7-9 Desember 2022. Tema yang diusung yaitu “Tackle Environmental Challenges and Achieve the Sustainable Development Goals (SDGs) for a Sustainable Society”.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna dalam keterangannya menyatakan, restorasi ekosistem merupakan salah satu isu global yang penting saat ini. Sidang Majelis Umum PBB telah mendeklarasikan the UN decade on ecosystem restoration. Tujuannya untuk mensinergikan upaya restorasi ekosistem secara masif pada ekosistem yang rusak dan terganggu selama periode tahun 2021-2030.

Restorasi Ekosistem Perbaiki Kualitas Lingkungan

Restorasi ekosistem secara umum akan memengaruhi dan memperbaiki kualitas lingkungan, termasuk kualitas udara, kualitas air, pohon, tanah, serta habitat dan populasi satwa liar.

Bahkan, jika restorasi ekosistem berhasil maka akan mampu mencegah atau mengurangi berbagai macam risiko kerusakan lingkungan. Kerusakan itu antara lain erosi, tanah longsor, tercemarnya sumber air, turunnya muka air tanah, kebakaran lahan, polusi udara dan lain-lain.

Dalam hal ini pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang serius, salah satunya adalah melalui Peraturan Menteri Kehutanan No. SK.159/Menhut-II/2004. Aturan tersebut terkait restorasi di kawasan hutan produksi (IUPHHK Restorasi Ekosistem) untuk mendorong partisipasi sektor swasta dalam pemulihan ekosistem yang telah terdegradasi.

“Restorasi ekosistem tidak hanya mengembalikan fungsi ekologis tetapi juga mengembalikan fungsi hutan sebagai sumber mata pencaharian yang berkelanjutan bagi masyarakat,” kata Dolly yang juga pengajar Pascasarjana Universitas Pakuan ini.

Restorasi ekosistem Indonesia jadi praktik baik di Jepang. Foto: Belantara Foundation

Pemulihan Fungsi Hutan

Dengan tata kelola yang tepat lanjutnya, restorasi ekosistem dapat mendukung pemulihan fungsi hutan sebagai penyedia manfaat lingkungan, sosial, dan ekonomi bagi masyarakat.

Belantara Foundation bekerja sama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Minas Tahura, Kelompok Tani Hutan (KTH) Tahura Sultan Syarif Hasyim dan sejumlah pemangku kepentingan.

Restorasi ekosistem ini juga dapat dukungan dari APPJ. Mereka menggagas program bernama “Forest Restoration Project: SDGs Together” di wilayah Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Riau.

Program ini merupakan kegiatan yang mereka jalankan melalui donasi sebagian hasil penjualan produk yang produsen kertas Indonesia APP (termasuk beberapa produk pabrik APP China) buat kepada Belantara Foundation.

Kegiatannya antara lain menanam dan memelihara bibit pohon spesies langka di hutan Sumatra yang telah terdegradasi akibat aktivitas ilegal dan kebakaran hutan. Program donasi ini telah berjalan sejak Agustus 2020.

Sementara itu, dalam pameran terbesar kedua di Jepang ini, Belantara Foundation dan APPJ juga menampilkan produk-produk yang masyarakat pengelola hutan hasilkan. Masyarakat ini adalah binaan dari Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top