Unilever Gandeng UI Olah Air Masjid Agar Tak Terbuang Sia-sia

Reading time: 2 menit
Head of Division Environment and Sustainability Unilver Indonesia (kiri) memperlihatkan stiker penghematan air bersama Wakabid Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal Abu Hurairah (kanan). Foto: Greeners/Dini Jembar Wardani

Jakarta (Greeners) – Unilever Indonesia resmi meluncurkan program Water Stewardship di lingkungan masjid. Lewat program ini, Unilever akan memberikan penerapan teknologi dan infrastruktur pengelolaan air di empat masjid wilayah Jakarta, Depok, dan Bekasi (Jadebek).

Ke empat masjid tersebut yakni Masjid Istiqlal, Masjid Arief Rahman Hakim UI Salemba, Masjid Ukhuwah Islamiyah UI Depok, dan Masjid Agung At-Tin. Implementasi pilot project Water Stewardship ini Unilever Indonesia lakukan bersama Universitas Indonesia (UI).

Saat ini, minimnya air bersih di permukaan menjadikan air tanah sebagai sumber penunjang kebutuhan air bersih di masyarakat. Sebanyak 80 % kebutuhan air bersih berasal dari air tanah, terutama di perkotaan, pusat industri, dan kawasan padat penduduk.

Sebagai produsen yang berkomitmen membangun bisnis berkelanjutan, Unilever menunjukkan komitmennya melalui Water Stewardship dengan membantu mengelola air agar dapat digunakan secara berkelanjutan.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia, Nurdiana Darus mengatakan, program ini sejalan dengan salah satu pilar strategi global “The Unilever Compass” untuk membangun planet lebih lestari. Khususnya berkontribusi mengatasi krisis air bersih.

“Dari program Water Stewardship kami telah menerapkan sejumlah strategi penatagunaan air dalam bentuk upaya efisiensi dan daur ulang air di level komunitas. Seperti pesantren dan lingkungan masjid,” ungkap Nurdiana dalam acara Kick Off Water Stewardship Program di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu, (2/8).

Unilever pun berharap bisa mengedukasi lebih banyak orang memulai kebiasaan menggunakan air lebih bijak. 

Dorong Penggunaan Air Berkelanjutan

Dosen Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, Hayati Sari mengungkapkan, teknologi water recycling bisa mengurangi potensi berbahaya dari grey water. Melalui proses fisika, kimiawi, dan biologis dapat menghasilkan air daur ulang yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan di area masjid.

Melalui sistem pemanenan air hujan, termasuk penampungan dan beberapa tahapan filterisasi, air hujan dapat digunakan sebagai air baku. Dengan atau tanpa pengolahan lebih lanjut, air hujan relatif lebih bersih.

Diskusi dan Kick Off Water Stewardship Program di Masjid Istiqlal, Jakarta. Foto: Greeners/Dini Jembar Wardani

Alasan Unilever Pilih Masjid

Dalam implementasi pengelolaan air, Unilever memilih masjid. Pasalnya, masjid sebagai fasilitas umum yang memiliki banyak pengunjung. Air bersih yang dikeluarkan pun cukup tinggi. Misalnya, Masjid Istiqlal menggunakan rata-rata 13.958 liter per hari.

Wakabid Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal, Abu Hurairah mengatakan, Masjid Istiqlal bisa memanfaatkan pengelolaan air lebih lanjut, seperti menyiram tanaman. Hal ini juga dapat berjalan efektif berkat bantuan Unilever yang menyediakan fasilitas kendaraan untuk berkeliling siram tananam.

“Pengelolaan air bekas wudhu itu masuk ke gorong-gorong, kemudian kita tampung lalu pompa air tersebut untuk menyiram tanaman,” kata Abu.

Unilever Indonesia pun percaya masjid memiliki potensi yang sangat besar untuk menyebarluaskan edukasi kebiasaan baik dalam menghemat dan memanfaatkan air bersih.

Penulis : Dini Jembar Wardani

Editor : Ari Rikin

Top