AB2TI Bantah Gagalnya Swasembada Kedelai Karena Petani

Reading time: < 1 menit
Ilustrasi: ist.

Jakarta (Greeners) – Gagalnya swasembada kedelai yang dikatakan pemerintah akibat dari produktivitas petani kedelai yang semakin menurun mendapat bantahan dari berbagai pihak.

Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas Santosa mengatakan penyebab gagalnya swasembada kedelai lebih karena pembukaan kran impor kedelai yang terlalu masif akibat tekanan IMF pada tahun 2000 lalu.

Tahun 2000 lalu, lanjut Dwi, harga kedelai internasional sebesar Rp 1.950/kg, sedangkan biaya produksi kedelai Rp 2.500/kg. Lalu, untuk harga kedelai impornya mencapai Rp 5.654/kg, sementara biaya produksi lokal mencapai Rp 7.500/kg pada tahun 2013.

“Pemerintah memang membantu dengan penetapan harga beli pemerintah (HBP) sebesar Rp 7.600/kg, tapikan harga itu masih tidak adil karena ongkos petani saja sudah Rp7.500/kg,” jelas Andreas, Jakarta (21/08).

Senada dengan Andreas, Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, Benny Pasaribu mengungkapkan bahwa diperlukan gebrakan terbaru yang lebih inovatif dari tampuk pemerintahan yang baru agar mampu membuat kedelai dalam negeri berjaya dan mulai menjadikan Indonesia sebagai negara pengekspor kedelai.

“Potensi kedelai kita itu besar, lho, karena kedelai kita non-Genetically Modified (non -GMO),” tambah Benny.

(G09)

Top