BPPT Luncurkan Lab Uji Polutan Organik Penyebab Kanker

Reading time: 2 menit
lab uji polutan
Foto: Humas BPPT

Jakarta (Greeners) – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan United Nations Industrial Development Organization (UN IDO) meluncurkan Lab Uji POPs atau yang disebut Polutan Organik yang Persisten. Lab uji ini khusus menguji salah satu polutan berbahaya yakni polutan organik PCBs atau polychlorinated biphenyls yakni bahan kimia yang sangat berbahaya bagi tubuh.

Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT Hammam Riza mengatakan, pihaknya bersama PBB dan KLHK berupaya untuk mewujudkan Indonesia agar terbebas dari polutan penyebab kanker tersebut.

Polutan organik PCBs bersifat karsinogenik sehingga makhluk hidup yang terpapar secara kronik oleh bahan tersebut berpotensi mengalami kelainan sel. Makhluk hidup yang terpapar polutan tersebut akan sangat berbahaya bila dikonsumsi dalam jumlah tertentu. Polutan organik PCBs ini juga dapat menyebabkan IQ rendah, serta jika terpapar pada ibu hamil dalam jumlah besar maka anak yang dikandungnya akan mengalami kecacatan.

“Sama halnya dengan merkuri dan timbal, zat ini sangat berbahaya. Bahkan ini sifatnya organik,” ujar Hammam saat dihubungi Greeners melalui telepon, Sabtu, (12/01/2019).

BACA JUGA: Kanker pada Anak, Orangtua Diimbau Rutin Periksa Kesehatan Anak 

Hammam mengatakan bahwa polutan organik PCBs ini tidak langsung menyebabkan kanker, melainkan membutuhkan proses sebelum menjadi kanker. Namun, jika terpapar terus-menerus oleh organik polutan ini, risiko untuk terkena kanker lebih besar.

“Polutan organik PCBs dapat ditemukan dalam minyak transformator (trafo), kapasitor, cat dan bahan pewarna, plastik, kertas rendah karbon dan lain-lain,” ungkapnya.

Peluncuran Lab Uji polutan organik PCBs ini merupakan upaya pemerintah, yakni BPPT dan KLHK dengan bantuan PBB melalui UNIDO, untuk mengetahui wilayah mana saja yang telah terkontaminasi senyawa berbahaya tersebut.

“Maka itu, sebagai proyek awal dari Lab Uji POPs ini kami akan menguji trafo-trafo PLN di seluruh Indonesia. Berdasarkan data KLHK ada 3.000 trafo PLN yang tersebar di seluruh Indonesia. Kami pun menargetkan di awal tahun ini bisa menguji 1.200 sampel trafo PLN untuk mengetahui wilayah mana yang terkontaminasi,” kata Hammam.

BACA JUGA: Pemulihan Lahan di Desa Cinangka, KLHK Gandeng BPPT 

Hammam menjelaskan, ketika ada trafo PLN yang terbukti memiliki polutan organik PCBs maka akan diberikan peringatan berupa pemberitahuan di mana polutan organik PCBs tersebut harus segera diatasi.

“Kami pun sudah bekerjasama dengan PLN untuk hal ini, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kalau memang ada trafo yang terkontaminasi polutan organik PCBs ini maka akan diatasi bersama-sama dan dilakukan pembersihan,” pungkas Hammam.

Penulis: Dewi Purningsih

Top