COREMAP Berakhir, Konservasi Nusa Penida Harus Diawasi

Reading time: 2 menit
Kawasan konservasi sekaligus wisata Nusa Penida. Foto: istimewa

Denpasar (Greeners) – Coral Reef Rehabilitation and Management Program Coral Triangle Initiative Asian Development Bank (COREMAP CTI ADB) di Nusa Penida, Bali akan berakhir pada Agustus 2023. Meski program ini bakal usai, pengawasan di kawasan konservasi Nusa Penida harus terus diperketat.

Bali memiliki kekayaan ekosistem pesisir dan keanekaragaman hayati yang sangat besar. Luas daratan kurang lebih 5.509 hektare dan luas wilayah laut kurang lebih 915 hektare.

Nusa Penida kini menjadi pilihan utama wisatawan. Terlebih lagi, di sana ada banyak keindahan salah satunya yaitu keberadaan ikan mola yang menjadi incaran. Oleh karena itu, kedatangan wisatawan bisa mencapai ribuan perhari.

Sejak tahun 2020 oleh Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) dan Kementerian PPN Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menghadirkan COREMAP. Harapannya bisa mencegah kerusakan ekosistem di Nusa Penida.

Executive Director Indonesia Climate Change Trust Fund, Tonny Wagey mengatakan, ketiga wilayah program COREMAP yaitu Nusa Penida, Gili Matra, dan Gili Balu. Tekanan ketiganya semakin tinggi.

“Ketiga wilayah tersebut merupakan incaran para wisatawan. Namun, dari segi konservasi kalau tidak dilakukan manajemen atau monitoring yang baik ini akan menjadi tekanan atau ancaman,” ungkap Tonny dalam kegiatan Workshop Exit Strategy COREMAP-CTI ADB, di Denpasar baru-baru ini.

Melalui program COREMAP, ICCTF dan Bappenas telah melakukan upaya konservasi secara nyata di antaranya membangun tourist information center, pos pengawas, penyusunan tourist management system (TMS), trekking mangrove dan menara pantau burung.

Direktur Kelautan dan Perikanan, Kementerian PPN Bappenas, Sri Yanti mengatakan, total alokasi dana untuk program ini US$ 5,2 juta atau sekitar Rp 70 miliar selama 3 tahun. Tahun ini implementasi untuk konservasi telah mencapai 89 %.

Foto: Greeners/Dini Jembar Wardani

COREMAP Libatkan Masyarakat Lokal

Plt Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Ketut Astari mengatakan, program COREMAP di Nusa Penida meningkatkan efektivitas pengelolaan.

“Banyak kegiatan yang sudah terlaksana, baik meningkatkan sumber daya manusia dan masyarakat juga terhadap pengelolaan wilayah konservasi,” kata Ketut.

Tonny juga menegaskan, program ini tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat dalam perencanaan hingga keberhasilannya. Masyarakat pun dapat pengetahuan agar bisa mengawasi wilayah konservasi Nusa Penida.

“Tak hanya biota, kita juga tidak abaikan masyarakat yang tinggal di pesisir. Tanpa masyarakat ekosistem ini akan terbiarkan, tapi tanpa ekosistem masyarakat tidak bisa manfaatkan,” ungkap Tonny.

Foto: Greeners/Dini Jembar Wardani

Dukung Pariwisata Berkelanjutan

Selain melakukan peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengembangan mata pencaharian dan pengawasan, program ini juga telah membangun sarana prasarana. Hal ini dapat mendukung pengelolaan kawasan konservasi sekaligus pariwisata.

Mengingat banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Nusa Penida setiap harinya, program COREMAP telah mengimplementasikan pembuatan infrastruktur pusat informasi wisata.

Harapannya hal ini bisa mendukung pengembangan wisata dan memberikan informasi tentang pariwisata yang berkelanjutan. Pusat informasi ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida.

Penulis : Dini Jembar Wardani

Editor : Ari Rikin

Top