Didaur Ulang, Sampah Karton Bekas di Java Jazz Festival Tak Bebani TPA

Reading time: 3 menit
Penonton membuang sampah di tempat sampah terpilah Java Jazz Festival 2023. Foto: Greeners/ Arby Djoewarsa

Jakarta – Perhelatan Java Jazz Festival pada 2-4 Juni 2023 telah usai. Festival musik yang mengusung konsep pemilahan sampah (Less Waste More Jazz) menghasilkan timbulan sampah mencapai 9.051 kg atau sekitar 9 ton sampah. Di antara berbagai jenis sampah, karton bekas kemasan minuman yang terpilah juga ikut didaur ulang.

Upaya ini menjadi salah satu komitmen produsen, penyelenggara event dan konsumen untuk bersama-sama menjaga Bumi tetap lestari.

Hal ini juga sejalan dengan tema Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni 2023, Solusi Untuk Polusi Plastik #BeatPlasticPollution.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menekankan momen ini penting untuk menggugah, menumbuhkan serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian lingkungan.

Sementara itu, lebih dari 10 tahun, Java Jazz Festival menerapkan less waste berkolaborasi dengan para mitra salah satunya Tetra Pak dan Greeners.

Salah satu tim Less Waste dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Rahmat menilai, pemilahan sampah tahun ini semakin baik. Sebaran titik tempat sampah terpilah juga semakin banyak. Apalagi timbulan sampah event tahun ini lebih besar dari pada tahun lalu.

Apresiasi juga datang dari penonton asal Jakarta, Sinta. Menurutnya, dengan adanya tempat sampah terpilah ia merasa terbantu dan teredukasi.

“Pemilahan sampah penting banget agar setelah itu bisa dikelola sesuai jenisnya,” imbuhnya.

Pemilahan Sampah Java Jazz Festival Tak Bebani TPA

Dalam program ini, sampah yang event hasilkan dipilah sehingga bisa didaur ulang dan tidak sepenuhnya membebani tempat pembuangan akhir (TPA). Sebanyak 50 tempat sampah terpilah tersebar di berbagai titik lokasi Java Jazz Festival 2023.

Koordinator Less Waste More Jazz, Reynaldi Sunaryo mengungkapkan, adanya less waste di sebuah event dengan menyediakan tempat sampah terpilah bisa memudahkan pengelolaan sampah selanjutnya, hingga sampah tidak berakhir di TPA.

“Dengan adanya pemilahan sampah di acara besar seperti ini sampah menjadi mudah untuk dikelola lebih lanjut. Misal ada yang kita berikan ke pihak daur ulang dan berpeluang menjadi sirkular ekonomi,” katanya.

Data tim Less Waste More Jazz menunjukkan, total sampah Java Jazz Festival 2023 mencapai 9.051 kg atau sekitar 9 ton. Hari pertama ada 2,2 ton, hari kedua 3,3 ton dan hari ketiga 2,98 ton.

Sampah itu terdiri dari sampah organik, plastik, kertas, residu, botol plastik dan kemasan karton bekas minuman (Tetra Pak). Lalu untuk sampah karton bekas minuman (Tetra Pak) totalnya 3,5 kg. Sementara itu timbulan sampah kertas mencapai 1.014,5 kg atau 1 ton.

Reynaldi mengungkapkan, sampah Tetra Pak ini masuk ke tempat daur ulang. Nantinya produk daur ulangnya ada dua yakni produk kertas daur ulang dan produk aluminium composite.

“Daur ulang akan dilakukan pihak ketiga binaan produsen,” imbuhnya.

Produk hasil daur ulang kemasan pascakonsumsi Tetra Pak. Foto: Tetra Pak

Komitmen Tetra Pak untuk Lingkungan Lestari

Tetra Pak adalah perusahaan global terkemuka yang bergerak di bidang pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman. Mereka bermitra erat dengan pelanggan dan pemasok menyediakan produk yang aman, inovatif, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan ratusan juta orang di lebih dari 160 negara di seluruh dunia.

Upaya Tetra Pak mendaur ulang sampah kemasan dari event ini juga menjadi salah satu komitmen tersebut. Dari awal proses produksi kemasan, Tetra Pak juga memastikan bahan baku kertas kartonnya berasal dari hutan lestari dan tersertifikasi Forest Stewardship Council® (FSC®).

Tahun 2005 Tetra Pak Indonesia mulai mengembangkan infrastruktur pengumpulan kemasan karton bekas minuman. Sampai dengan tahun 2022, upaya pengumpulan kemasan pascakonsumsi ini telah berkembang dengan bermitra dengan banyak aggregator pengumpul di Jawa dan Bali.

Mereka memastikan kemasan karton pascakonsumsi dari masyarakat dikumpulkan secara terpilah dan dikelola untuk kemudian dikirim ke pabrik daur ulang.

Mitra pabrikan daur ulang sampah kemasan telah berkembang di Tangerang, Mojokerto, Pasuruan dan Kudus yang mendaur ulang kemasan karton bekas minum dari bagian kertasnya dan polimer aluminumnya.

Mereka pun telah berhasil mengedukasi lebih dari 80.000 konsumen tentang pemilahan kemasan bekas sejak dari sumbernya.

Penulis/Editor  : Ari Rikin

Top