Earth Hour 2019 Ajak Masyarakat Mengurangi Emisi dengan Transportasi Massal

Reading time: 2 menit
earth hour 2019
Foto: greeners.co/Dewi Purningsih

Jakarta (Greeners) – WWF Indonesia bersama dengan Komunitas Earth Hour di 30 kota mengajak Presiden RI, pemimpin kota, pemerintah lokal, pimpinan perusahaan dan masyarakat khususnya generasi muda untuk menggunakan transportasi umum demi mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK). WWF berharap dengan gerakan Earth Hour tahun 2019 ini bisa meningkatkan kesadaran lebih dari 5 juta anak muda agar mengadopsi gaya hidup yang lebih hijau dan berkelanjutan pada tahun 2020.

CEO WWF Indonesia Rizal Malik mengatakan gerakan Earth Hour kali ini berbeda dengan sebelumnya, yakni mematikan lampu karena ini hanya simbol saja. Makna utama yang ingin disampaikan adalah perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Target dari Earth Hour ini adalah mengurangi emisi dari transportasi.

“Mematikan lampu itu hanya simbolik, yang terpenting mengingatkan kita mengenai konsumsi penggunaan listrik seperlunya saja dan akan berpengaruh kepada gaya hidup kita kedepannya. Tahun ini kami mengajak masyarakat untuk naik moda transportasi massal karena pengaruh peningkatan emisi gas rumah kaca salah satu faktor dari sektor transportasi,” ujar Rizal saat konferensi pers di MRT Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (27/03/2019).

BACA JUGA: KLHK Targetkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Terus Meningkat 

Berdasarkan data Kementerian ESDM, konsumsi energi di sektor transportasi 2007 sebesar 29% dan meningkat menjadi 47% pada 2017 (sumber: Handbook of Energy economic Statistic of Indonesia 2018, Kementerian ESDM). Tercatat pada 2016, sektor transportasi menghasilkan emisi sebanyak 1,28 juta ton dengan rata-rata peningkatan 6,7% per tahun. Peningkatan emisi ini lebih besar 1,5 kali lipat dari konsumsi bahan bakarnya. (sumber: Kajian Penggunaan Faktor Emisi Lokal (tier 2) dalam inventarisasi GRK sektor energi, Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian ESDM).

Rizal mengatakan Earth Hour adalah momen untuk mengembalikan hubungan yang lebih baik antara manusia dengan alam, serta menempatkan pelestarian lingkungan sebagai prioritas utama dalam agenda nasional dan lokal. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebanyak 29% pada 2030 dan 11 persennya adalah dari transportasi publik, untuk itu publik juga harus ikut serta dengan cara menggunakan transportasi publik.

“Oleh karenanya, kami bekerjasama dengan MRT dan Transjakarta bagaimana membuat masyarakat menggunakan transport publik dan berhenti memakai kendaraan pribadi. Efeknya jalan tidak macet, efisiensi energi, dan publik bisa menikmati fasilitas publik yang sudah nyaman dan tepat waktu,” ujar Rizal.

BACA JUGA: Kualitas Udara Jakarta, Sektor Energi Penyumbang Utama Emisi GRK 

Agung Wicaksono, Direktur TransJakarta, mengatakan bahwa emisi CO2 dari transportasi berkontribusi sampai 46% terhadap emisi di perkotaan, apalagi kalau menggunakan kendaraan pribadi. TransJakarta berjuang untuk memudahkan warga naik transportasi massal dengan mengintegrasikan rute dan haltenya dengan MRT, LRT, dan KRL. Baik rute pengumpan dari kawasan pemukiman di selatan ke Lebak Bulus dan Fatmawati maupun rute lanjutan dari MRT di tengah kota seperti Dukuh Atas dan HI.

“Ke depannya bahkan untuk menekan emisi ini kami akan uji coba electric mobility terlebih dahulu dan akan digunakan pada tahun depan,” ujar Agung.

Untuk mendukung gerakan Earth Hour 2019 ini, Secretary Division Head MRT Jakarta, Muhammad Kamaluddin menyampaikan bahwa MRT Jakarta berkomitmen mengurangi dampak pemanasan global. MRT Jakarta aktif mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dengan beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum dan mengutamakan penghematan energi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Untuk mendukung Earth Hour rencananya kami akan mematikan satu lampu di salah satu sudut di 13 stasiun kami pada tanggal 30 Maret 2019 pukul 20.30-21.30 dan itu sudah dipastikan tidak akan menggangu keselamatan dan keamanan. Jadi kami sudah mempertimbangkan sudut-sudut mana yang aman untuk kita matikan dan ini sebagai bukti dari dukungan kami terhadap Earth Hour 2019,” ujar Kamaluddin.

Penulis: Dewi Purningsih

Top