Flu Burung Menyerang Mamalia, Akankah Mengancam Manusia?

Reading time: 2 menit
Peneliti menemukan virus flu burung kini menyerang mamalia. Foto: Freepik

Jakarta (Greeners) – Kekhawatiran potensi pandemi flu burung meningkat dalam masyarakat global. Kondisi ini menyusul temuan para ahli virologi bahwa flu burung (H5N1) baru-baru ini tak hanya menyerang unggas, tapi terdeteksi pada mamalia.

Para ahli menekankan virus tersebut dapat bermutasi secara signifikan sebelum akhirnya menyebar pada manusia.

Melansir Phys, flu burung kini tengah menyerang mamalia, termasuk rubah, berang-berang, anjing laut bahkan beruang grizzly.

Sejak akhir 2021, wabah flu burung terburuk melanda Eropa. Demikian pula dengan negara di Amerika Utara dan Selatan. Pemusnahan puluhan juta unggas peliharaan di dunia bertujuan agar wabah ini tak menyebar.

Ahli virologi Imperial College London Tom Peacock menyatakan, hal ini merupakan “panzootik”, pandemi di antara hewan, yakni burung.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengungkap, seekor rubah baru-baru ini positif terkena H5N1. Sebelumnya, delapan rubah dan berang-berang dites positif di Inggris tahun lalu, yang semuanya memiliki mutasi PB2.

Namun, Peacock menyebut jarang sekali flu burung menular ke mamalia. Lebih jarang lagi atau berpotensi rendah menyebar ke manusia.

Wabah flu burung ini juga mulai menyerang peternakan hewan mink atau cerpelai di Spanyol. Tepatnya pada Oktober 2022 lalu, wabah ini menyerang di peternakan cerpelai Amerika (Neovision vison) di Carral.

Ahli Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menyatakan, pandemi influenza yang mematikan ini terjadi secara berulang dalam sejarah manusia. Virus ini tidak menunggu sampai orang pulih dari wabah sebelumnya.

Flu Burung Ancam Manusia?

Berkaitan dengan potensi pandemi flu burung yang menjangkit mamalia, khususnya pada cerpelai ini, Dicky memperingatkan potensi menyebarnya pada manusia.

“Perlu saya ingatkan bahwa ini sangat serius dan lebih buruk lagi. Karena saluran pernapasan bagian atas cerpelai sangat mirip dengan saluran nafas atas manusia,” katanya kepada Greeners, Minggu (5/2).

Ia menyebut temuan ini hendaknya sekaligus untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama Indonesia yang memiliki kerawanan. “H5N1 berpeluang menjadi pandemi yang menghancurkan karena sifat virus influenza yang terus berkembang,” imbuhnya. 

Oleh karena itu, Dicky menyarankan untuk meningkatkan kemampuan deteksi dan memantau perubahan virologis, epidemiologis, dan klinis yang terkait dengan virus influenza yang muncul atau beredar yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan.

“Saya menyarankan agar vaksinasi influenza prioritas untuk kelompok berisiko tinggi terpapar virus influenza dari hewan (peternak atau keluarga peternak/pedagang ayam). Vaksin ini penting sebagai langkah untuk mengurangi kemungkinan infeksi manusia secara bersamaan dengan virus influenza hewan dan manusia,” jelas dia.

sistem kandang baterai ayam

Perlu mitigasi agar virus flu burung tidak menular ke manusia. Foto: Ilustrasi Greeners

Tingkatkan Mitigasi

Selain itu peningkatan mitigasi harus jadi perhatian serius. Misalnya dengan cara memastikan kebiasaan memakai masker, mencuci tangan dan personal hygiene lainnya pada para peternak atau manusia yang kontak dengan hewan. Selain itu sanitasi lingkungan dan penataan lokasi peternakan (penyembelihan hewan) yang jauh dari pemukiman.

Pemicu penyakit H5N1 yakni kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi. Laporan beberapa kluster kasus keluarga di Indonesia (kasus lama) menunjukkan kemungkinan penularan dari manusia ke manusia dalam penelitian Yang et al. (2007).

Data terbaru menunjukkan bahwa hanya beberapa mutasi pada virus AI H5N1 yang sangat patogen yang beredar saat ini meningkatkan penularan melalui udara dari manusia ke manusia. “Ini menggambarkan potensi pandemi dapat terjadi dan kemungkinan kekhawatiran terhadap kesehatan masyarakat global dan nasional,” kata dia.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top