Gerakan Menghadap Laut Kumpulkan 360 Ton Sampah

Reading time: 2 menit
gerakan menghadap laut
Menteri Kelautan dan Perikanan sekaligus pembina Gerakan Pandu Laut, Susi Pudjiastuti, membuka acara Gerakan Menghadap Laut pada Minggu (19/08/2018). Foto: KKP

Jakarta (Greeners) – Merayakan 73 Tahun Indonesia, Gerakan Pandu Laut Nusantara telah mengadakan aksi bersih pantai “Gerakan Menghadap Laut” yang diselenggarakan di lebih dari 73 lokasi pantai dari Aceh sampai Papua di seluruh Indonesia pada Minggu (19/08/2018). Gerakan Menghadap Laut ini berhasil mengumpulkan total sampah lebih dari 360 ton dan sampah plastik menjadi sampah yang paling dominan.

“’Gerakan Menghadap Laut’ menunjukan kepedulian masyarakat pada laut Indonesia. Aksi ini menjadi salah satu gerakan penting dalam menunjang target bangsa sebagai poros maritim dunia. Hari ini kita melihat kepedulian yang luar biasa dari masyarakat Indonesia yang bergerak sukarela di 73 titik dan 28 kapal pinisi bergabung di titik-titik berbeda,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pusjiastuti.

Sebagai pembina Gerakan Pandu Laut Nusantara, Susi mengucapkan terimakasih atas bantuan berbagai pihak yang ikut dalam menyukseskan Gerakan Menghadap Laut, antara lain kelompok masyarakat, komunitas masyarakat adat, nelayan, mahasiswa dan kelompok-kelompok pemerhati lingkungan, pelaku wisata, musisi, seniman dan tokoh publik.

BACA JUGA: Menteri Susi Ajak Masyarakat Indonesia ‘Menghadap Laut’ 

Ketua Umum Pandu Laut Nusantara Bustar Maitar mengatakan bahwa Indonesia harus merdeka dari sampah plastik, oleh karena itu pemerintah harus lebih serius dalam melarang penggunaan plastik sekali pakai.

“Kegiatan hari ini adalah upaya membangun gerakan kerelawanan oleh masyarakat Indonesia untuk merdeka dari sampah plastik. Keswadayaan masyarakat hari ini dalam bersama merawat laut adalah bagian dari kekuatan bersama untuk merawat Indonesia,” kata Bustar saat dihubungi Greeners melalui pesan singkat, Senin (20/08/2018).

Ia juga mengatakan bahwa ada sekitar 50.000 orang terlibat dalam Gerakan Menghadap Laut yang diadakan di lebih dari 73 titik di Indonesia ini. Dalam kegiatan ini jumlah sampah yang terkumpul kurang lebih 360 ton dan didominasi oleh sampah plastik.

Berdasarkan data sementara dari EcoNusa hingga Senin, sampah yang dihasilkan dari kegiatan ini di wilayah Jakarta sebanyak 2,86 ton, wilayah Papua Barat 1,4 ton, wilayah Makassar 8 ton, wilayah Bitung 1 ton, wilayah Aceh 234 kg. Masih ada 68 titik yang melakukan penghitungan total sampah.

“Dari beberapa data sementara yang sudah terkumpul dari 5 wlayah tersebut, bisa dikatakan sampah plastik memang yang paling banyak ditemukan,” kata Bustar yang juga chairman dari EcoNusa.

Bustar mengatakan sampah yang terkumpul akan dibawa ke tempat pembuangan akhir di masing-masing daerah, seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan atau Dinas yang terkait di wilayah masing-masing.

“Mengenai pengelolaan sampahnya akan diapakan itu tergantung dan sesuai dinas terkait yang ada di masing-masing wilayah. Ada wilayah-wilayah yang punya bank sampah atau organisasi yang serupa. Sesuai dengan kondisi atau kebijakan pengolahan sampah di wilayah masing-masing,” ujar Bustar.

BACA JUGA: Susi Pudjiastuti Resmikan Pandu Laut Nusantara 

Gerakan Menghadap Laut ini merupakan gerakan kepedulian laut terbesar yang pernah ada di Indonesia yang dilakukan secara sukarela serta melibatkan 341 mitra yang terdiri dari kelompok masyarakat, komunitas masyarakat adat, nelayan, mahasiswa dan kelompok-kelompok pemerhati lingkungan termasuk kelompok swasta pelaku wisata, musisi, seniman, publik figure dan BUMN lainnya, untuk bersama-sama “menghadap laut” dan merawat serta membersihkan pantai-pantai Indonesia.

“Kami berharap kegiatan ini akan terus berjalan dan rutin dilakukan oleh komunitas-komunitas di seluruh Indonesia. Jika perlu Gerakan Menghadap Laut ini akan diadakan setahun sekali serentak di seluruh Indonesia. Karena tujuan kami memang ingin membangun keswadayaan masyarakat untuk peduli dengan laut. Dalam hal tersebut, Gerakan Pandu Laut akan memimpin di depan untuk gerakan tersebut,” pungkas Bustar.

Penulis: Dewi Purningsih

Top