KLHK Siapkan Permen Gerakan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

Reading time: 3 menit
pengelolaan sampah
Ilustrasi pengelolaan sampah. Foto: wikimedia commons

Jakarta (Greeners) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 mempersiapkan Peraturan Menteri (Permen) tentang Gerakan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah. Permen tersebut dibuat untuk mendorong dan mendukung gerakan-gerakan masyarakat dalam hal pengelolaan sampah.

“Kami saat ini sedang merancang Peraturan Menteri tentang gerakan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang salah satu isinya adanya gerakan masyarakat atau komunitas seperti No Straw Movement yang sudah dilakukan oleh beberapa restoran, cafe, dan produsen,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Rosa Vivien Ratnawati saat acara Talkshow “Gerakan Tanpa Sedotan Plastik” di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/07/2018).

Vivien menjelaskan bahwa Permen ini akan digunakan sebagai dukungan dari gerakan yang dibuat oleh masyarakat. Bentuk dukungan ini antara lain memfasilitasi gerakan masyarakat terkait pengelolaan sampah agar dapat berjalan dan bisa digerakan di seluruh Indonesia; membantu sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat atau komunitas untuk gerakan tersebut; serta memayungi produsen, perusahaan, restoran, dan café yang memiliki gerakan pengelolaan sampah yang baik.

“Salah satu tujuan dari Permen ini adalah untuk memberikan pedoman juga kepada Pemda ketika mereka mau melakukan gerakan masyarakat tetapi dukungan untuk Pemda ini tidak seperti pembangunan TPA. Harus digarisbawahi bahwa Permen ini hanya mendukung dan memfasilitasi gerakan yang memang di masyarakat atau komunitas yang dibuat sendiri, seperti bank sampah atau tempat sampah terpilah, 3R, pusat daur ulang,” tegas Vivien.

BACA JUGA: Dorong Daerah Mengurangi Sampah Plastik, Sri Mulyani Janjikan Insentif 

Selain itu, Vivien mengatakan bahwa saat ini ada gerakan #NoStrawMovement di mana beberapa produsen restoran meniadakan sedotan plastik di restorannya. Sedotan plastik merupakan bagian dari sampah plastik dan Pemerintah bertekad untuk mengendalikan sampah plastik ini.

“Dari hasil penelitian sedotan plastik itu juga memberikan kontribusi besar terhadap jumlah timbulan sampah plastik. Dalam sehari ada 93 juta sedotan yang terbuang dan kalau disambung sedotan itu seperti dari Jakarta ke Mexico City. Kita harus mendukung gerakan ini dan harus disosialisasikan untuk mengurangi sampah sedotan plastik. Saat ini sudah ada beberapa tempat makan yang menerapkan No Straw seperti KFC dan KOI Restaurant,” ujar Vivien.

Marketing Manager KOI Restaurant Fransisca Pranadhi mengaku bahwa restoran tempatnya bekerja telah melakukan upaya pengurangan sedotan plastik, kantong plastik dan kantong sampah plastik di tiga cabang, yaitu Mahakam, Kemang, dan TB. Simatupang. Restoran KOI kini menggunakan sedotan dan kantong sampah berbahan biodegradable yang dapat hancur dalam jangka waktu 6 bulan hingga 1 tahun. Mereka juga mengganti kantong plastik dengan kantong kertas (paper bag).

“Dulu ketika kami belum menerapkan No Straw di restoran, sampah yang kami hasilkan untuk sedotan saja mencapai 6.000 sedotan per bulan di tiga toko kami. Setelah No Straw ini dijalankan sejak Oktober 2017, sampah sedotan kami berkurang menjadi 1.000 piece per bulan,” kata Fransisca kepada Greeners saat ditemui usai acara.

Fransisca berharap angka tersebut terus turun karena menurutnya tidak mudah untuk mengedukasi konsumen yang masih meminta sedotan ketika memesan. “Sebenarnya restoran kami diuntungkan karena kebanyakan konsumen datang dari ekspatriat tapi angka tersebut pun masih ada. Kami berusaha untuk benar-benar menerapkan No Straw dengan terus mengedukasi konsumen,” lanjut Fransisca.

BACA JUGA: Hari Tanpa Kantong Plastik, Tiga Daerah Terapkan Pembatasan Kantong Plastik 

Sama seperti KOI Restaurant, KFC yang merupakan restoran waralaba terbesar di Indonesia ini sudah lebih dulu mengikrarkan gerakan #Nostrawmovement pada tahun 2017. Kini gerakan ini menjadi gerakan nasional dimana 648 gerai KFC di seluruh Indonesia tidak akan menyediakan langsung sedotan plastik dengan menghilangkan dispenser sedotan dan mengajak konsumen untuk tidak menggunakannya kecuali sangat membutuhkan.

“Kami tidak menyediakan lagi sedotan di dalam gerai, namun akan diberikan jika customer yang meminta. kami punya tren pengurangan sampah sedotan plastik dari 28 persen sekarang sudah berangsur-angsur menjadi 45 persen di semua gerai karena 100 persen gerai kami sudah strawless,” ujar Hendra Yuniarto, General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia.

“Kita harus membereskan dari hulu ke hilir jadi tidak membicarakan sedotan saja. Kita juga sedang merapikan apa yang ada di belakang dan melihat apa yang menjadi masalah karena kalau tidak seperti itu akhirnya dan larinya akan ke sungai dan akhirnya ke laut sampah-sampah ini terutama plastik. Maka dari itu kita punya komitmen dan aktivitas waste management yang akan kami terapkan,” tandas Hendra.

Penulis: Dewi Purningsih

Top