Mandikan Gajah, Ajak Jurnalis Sadar Konservasi Satwa

Reading time: < 1 menit

Surabaya (Greeners) – Beberapa jurnalis bergabung dengan sejumlah suporter Persebaya atau Bonek (Bondo Nekat) dan individu lain ramai-ramai memandikan Ilir. Ilir adalah seekor gajah betina berumur sekitar 20 tahun yang dipelihara di Kebun Binatang Surabaya (KBS).

Mereka tampak gugup dan ragu lantaran baru pertama kali bersentuhan dengan gajah. Gajah adalah satwa yang punya ingatan kuat yang bakal tetap mengingat siapa yang menyakiti dan siapa yang menyayangi.

Badan Ilir disiram dengan air dan menggosok badannya memakai sabut kelapa. Sabut kelapa dipilih karena merupakan bahan alami yang bisa menghilangkan kutu atau parasit lain di tubuh gajah.

“Keeper” atau pengasuh menyuapi Ilir dengan pisang dan wortel supaya lebih tenang ketika dimandikan oleh orang asing. Sebelum memandikan Ilir, para relawan lebuh dulu membersihkan kandang karena gajah tidak mau mandi kalau kandangnya tidak bersih.

Forum Konservasi Satwa Liar (FOKSI) Jawa Timur yang ikut dalam aksi ini menegaskan pentingnya pemahaman masyarakat pada konservasi, misalnya saja bagaimana menangani satwa dan pengetahuan tentang karakteristik hewan.

Manager Operasional FOKSI, Indra Harsaputra meminta kepada pers agar menempatkan satwa sebagai subyek konservasi bukan obyek. “FOKSI mengajak pers untuk peduli pada satwa bukan melulu pada lahan KBS. Apapun yang terjadi jangan sampai pemberitaan malah mengorbankan satwa.” tegas Indra.
Siti Nasyah, salah satu Bonita (Bonek Wanita) yang ikut dalam aksi itu mengatakan kalau Bonek tidak sekadar ikut-ikutan. Siti memandang KBS merupakan icon dan kebanggaan warga Surabaya, “Sesama icon kota pahlawan, Bonek ingin ikut peduli dan mendukung konservasi tanpa harus masuk ke dalam lingkaran konflik.”

Sebagai salah satu bukti sadar konservasi, para relawan meminta pengunjung KBS untuk tidak memberi makan pada satwa, karena makanan yang diberikan pengunjung belum tentu sesuai dengan kebutuhan gizi hewan. Bahkan makanan yang diberikan pengunjung bisa berpotensi membunuh satwa. (G13)

Top