Menjaga Tradisi Merawat Sumber Mata Air

Reading time: 2 menit
Ritual grebeg tirto aji rutin dilakukan oleh warga Suku Tengger untuk mendatangkan kesuburan bagi tanah mereka. Foto: greeners.co

Malang (Greeners) – Sembilan perempuan layaknya bidadari berjajar rapi. Dengan anggun mereka masuk ke sebuah sendang yang dipercaya sebagai muara dari tujuh mata air di pegunungan Tengger. Dengan wadah kendi yang terbuat dari tanah liat, air dari sendang yang dipercaya mengeluarkan air suci ini diambil para perempuan yang disimbolkan sebagai bidadari. Usai pengambilan air sendang, sesepuh dari masing-masing desa Suku Tengger menerima air tersebut dari mereka yang sebelummnya dibacakan doa.

Gambaran di atas merupakan permulaan rangkaian ritual Grebeg Tirto AJi yang dilakukan masyarakat Suku Tengger. Ritual dilaksanakan di sumber mata air Wendit. Di dalam komplek ini, terdapat sebuah sendang yang dinamakan Sendang Widodaren. Masyarakat Tengger percaya air dari sendang ini merupakan muaranya mata air di Gunung Widodaren yang berada di pegunungan Tengger atau bersebelahan dengan Gunung Bromo yang juga dianggap sebagai gunung sucinya orang Tengger.

Foto: greeners.co

Foto: greeners.co

Menurut Ngationo, Legen atau asisten dukun Tengger dari Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusomo, Malang, dari dulu masyarakat Tengger mengandalkan hidup dari bercocok tanam. Mereka percaya air suci yang diberikan para bidadari dari sendang Widodaren ini bisa berpengaruh terhadap hasil pertanian mereka. “Hasil pertanian bagus, tanahnya subur sepanjang tahun meski musim kemarau,” kata Ngationo, Kamis (11/6/2015).

Menurutnya, air yang diberikan para bidadari tadi akan dimasukkan di tendon atau tempat penampungan air di masing-masing desa dan digunakan bersama-sama untuk berbagai keperluan, seperti bercocok tanam, memasak, serta kebutuhan lainnya. Pembagian air di musim kemarau juga diatur sedemikian rupa agar para penduduk desa tidak kekurangan air.

Usai prosesi pengambilan air dan pembagiannya kepada sesepuh desa, warga desa juga memperebutkan gunungan tumpeng yang isinya hasil bumi masyarakat Suku Tengger. Berbagai jenis sayuran dan buah-buahan diperebutkan oleh para pengunjung. Saling berebut di gunugan tumpeng, tapi tetap menghormati yang lainnya.

Warga desa berebut gunung tumpeng usai pelaksanaan ritual Grebek Tirto Aji. Foto: greeners.co

Warga desa berebut gunung tumpeng usai pelaksanaan ritual Grebek Tirto Aji. Foto: greeners.co

Juru kunci Sendang widodaren, Soleh menceritakan, konon Sendang Widodaren ini menurut legenda digunakan sebagai tempat mandi para bidadari yang turun dari kahyangan. Mata airnya yang jernih dipercaya berasal dari tujuh mata air di pegunungan Tengger. Airnya yang jernih dan berkilauan ketika terkena sinar mata hari menarik para bidadari untuk turun dan menikmati segarnya air ini.

Salah satu warga Tengger, Anam mengatakan, air yang diambil dari para bidadari yang perawan dan belum pernah tersentuh ini berharap air dari Sendang Widodaren membawa kesuburan bagi tanah pertanian mereka. Sebab, katanya, air adalah sumber kehidupan dan perempuan adalah sumber kesuburan.

Penulis: HI/G17

Top