Menkes: Posyandu Garda Terdepan untuk Penuhi Gizi Anak

Reading time: 2 menit
Menkes Budi mengatakan posyandu merupakan garda terdepan dalam pemenuhan gizi anak. Foto: Kemenkes
Menkes Budi mengatakan posyandu merupakan garda terdepan dalam pemenuhan gizi anak. Foto: Kemenkes

Jakarta (Greeners) – Posyandu merupakan garda terdepan dalam pemenuhan gizi anak. Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, kader posyandu berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

“Kalau anak-anak kita tidak sehat dan tidak pintar, tidak mungkin Indonesia bisa jadi negara maju. Pak Presiden (Joko Widodo) ingin kita menjadi Indonesia emas. Kalau ingin sehat dan pintar, anak-anaknya tidak boleh kekurangan gizi. Kalau kekurangan gizi, pasti tidak bisa pintar ketika sudah besar,” kata Budi dalam siaran pers.

Budi menambahkan, langkah pertama untuk pemenuhan gizi yaitu mendorong para kader kesehatan. Mereka perlu rutin menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan anak-anak setiap bulan di posyandu.

BACA JUGA: Kenali Risiko Stunting Sejak Dini

Apabila berat dan tinggi badan anak tidak naik, kader posyandu harus segera merujuknya ke dokter di puskesmas. Hal itu untuk mengidentifikasi permasalahan pada tumbuh kembang anak. Selanjutnya, anak yang mempunyai masalah gizi harus diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) kaya protein hewani. Sebab, protein hewani mengandung mikronutrien untuk menunjang perkembangan otak balita.

“Makanannya boleh apa saja, yang penting ada protein hewani. Bisa telur, ikan, daging, supaya gizinya tidak kurang, supaya anaknya pintar, anaknya sehat,” tutur Budi.

Ilustrasi memenuhi gizi anak lewat MPASI. Foto: Freepik

Ilustrasi memenuhi gizi anak lewat MPASI. Foto: Freepik

Cukupkan Protein Hewani dalam MPASI

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Maria Endang Sumiwi menambahkan, pemberian protein hewani harus cukup. Sebab, saat anak berusia enam bulan, kebutuhan nutrisinya tidak lagi bisa tercukupi hanya dari ASI.

“Kalau bisa dua jenis dan itu setiap kali makan. Kemenkes sudah mengeluarkan banyak pedoman, banyak resep dan tips-tips yang bisa masyarakat akses di ayosehat.kemkes.go.id,” kata Endang.

Asupan protein hewani, lanjutnya, juga sebaiknya tidak hanya orang tua berikan saat anak mengonsumsi makanan berat. Melainkan, makanan snack atau camilan harus mengandung protein hewani.

BACA JUGA: 4 Menu MPASI Bergizi untuk Bayi, Cegah Stunting!

Endang menambahkan, untuk mengetahui efektivitas pemberian protein hewani pada tumbuh kembang anak, orang tua sebaiknya melakukan pemantauan setiap bulan. Apabila berat badan anak tidak naik, segera periksa ke dokter di puskesmas untuk selanjutnya diintervensi sebelum terlambat.

Sebagai informasi, Indonesia akan mencapai usia emas pada 2045. Pada tahun tersebut, Indonesia genap berusia satu abad alias 100 tahun dan ditargetkan telah menjadi negara sejahtera serta maju, setara dengan negara maju lainnya. Untuk mencapai itu, penting untuk memenuhi gizi setiap anak Indonesia.

 

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top