Perburuan Liar Ancam Vegetasi Tahura R Soerjo

Reading time: 2 menit
perburuan liar
Gunung Arjuno-Welirang dari kejauhan. Foto: greeners.co/Muhajir Arifin

Pasuruan (Greeners) – Kebakaran di kawasan hutan lindung Taman Hutan Raya R Soerjo di kawasan Gunung Arjuno-Welirang, Jawa Timur terus terjadi setiap musim kemarau. Kebakaran ini menghanguskan ratusan hingga ribuan hektare hutan dan lahan setiap tahun.

Perburuan liar menjadi penyebab utama kebakaran, selain faktor alam dan kebutuhan pembuatan arang. “Para pemburu membakar hutan agar rusa-rusa turun sehingga mudah ditangkap. Itu menjadi penyebab utama kebakaran. Beberapa tahun lalu memang ada pembakaran hutan untuk membuat arang tapi sekarang tidak lagi,” kata Koordinator Lapangan Pasuruan UPT Tahura R Soerjo SKPPKH wilayah Malang, Iwan Harwiyanto, Selasa (23/10/2018).

BACA JUGA: Kejahatan Satwa Liar dan Tanggungjawab Korporasi dalam RKUHP 

Iwan mencontohkan kebakaran yang terjadi sepekan terakhir menghanguskan lebih dari 437 hektare hutan dan lahan. Kebakaran yang berlangsung selama satu minggu mulai Sabtu (13/10/2018) hingga Jumat (19/10/2018) lalu, juga disebabkan perburuan rusa.

Kebakaran kawasan yang ditumbuhi cemara gunung dan alang-alang tersebut terjadi di beberapa lokasi antara lain wilayah Cendono Kecamatan Purwosari, Tambakwatu Kecamatan Purwodadi hingga di wilayah Kecamatan Prigen. “Di wilayah Cendono sekitar 125 hektar dan di Tambakwatu sekitar 310 hektar yang terbakar,” terang Iwan.

Menurut Iwan kebakaran berlangsung lama karena kendala dalam pemadaman. Diantaranya keterbatasan personel, medan berat hingga tidak adanya sumber air di lokasi. “Titik kebakaran berada di 1700-2000 mdpl, jaraknya juga sangat jauh, 3 jam ditempuh dengan jalan kaki. Jalan tersebut bukan jalan pendakian sehingga medannya sangat sulit,” terangnya.

Para personel gabungan dari Tahura, kepolisian, TNI dan masyarakat desa hutan melakukan pemadaman secara manual dengan sistem gebyok atau memukul api dengan ranting pohon. Karena tidak menggunakan air, seringkali batang pohon dan akar yang kelihatan padam masih menyimpan bara dan kembali memunculkan api.

“Kadang kelihatan sudah padam tapi batang-batang pohon ternyata masih menyimpan bara, akar-akarnya juga kadang masih membara sehingga muncul api lagi. Seringkali saat kita berpindah tempat, muncul api lagi,” terangnya.

BACA JUGA: Pencegahan Karhutla, KLHK dan Kemenkominfo Luncurkan SMS Blast 

Terkait penindakan pada pemburu liar, Iwan mengungkapkan pihak Tahura terus melakukan patroli. Namun karena luasnya kawasan, pengawasan tidal maksimal.

“Personel Pamhut sangat terbatas sementara kawasan Tahura sangat luas. Para pemburu juga banyak dan sangat menguasai medan. Itu sebabnya kami kewalahan,” ungkap Iwan.

Selama belum musim hujan, kebakaran akan terus mengancam kawasan Tahura. Oleh karena itu, pihaknya terus bersiaga dengan melakukan patroli terus menerus. “Selain di wilayah Pasuruan, kebakaran juga mengancam kawasan Tahura wilayah Lawang dan Singosari, Malang,” pungkasnya.

Penulis: MA/G12

Top