Perilaku Wisatawan dalam Pariwisata Bahari Pengaruhi Satwa Laut

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: pixabay.com

Jakarta (Greeners) – Wisata bahari selalu menjadi daya tarik tersendiri khususnya bagi mereka yang menyukai indahnya panorama alam bawah laut. Namun sayangnya, tidak sedikit dari para wisatawan maupun operator wisata bahari yang belum menyadari akan dampak perilaku yang tidak bertanggung jawab terhadap sumber daya laut, khususnya satwa laut.

Indarwati Aminuddin, Koordinator Pariwisata Bahari WWF Indonesia, menyatakan, bila wisatawan tak mampu memilih paket wisata bahari yang dioperasikan dengan bijak dan ramah lingkungan, bisa jadi kesenangan wisatawan justru berujung pada nasib buruk bagi satwa laut.

Wisata bahari, lanjut Indarwati, mampu menjadi tumpuan pengembangan pariwisata di Indonesia. Bahkan, Kementerian Pariwisata sendiri telah menargetkan target devisa sebesar 4 miliar dollar Amerika di tahun 2019. Sebanyak 60 persen dari wisata bahari adalah wisata pantai, 25 persen merupakan wisata bentang laut seperti kapal pesiar, yacht dan 15 persen wisata bawah laut yaitu snorkeling dan menyelam.

“Namun yang terjadi, kebanyakan wisatawan kerap kali sangat senang mengamati dan berinteraksi dari jarak dekat dengan satwa laut seperti burung laut, penyu, dan lumba-lumba. Pengamatan dan interaksi yang dilakukan tanpa memperhatikan sensitifitas mereka (satwa) terhadap gangguan bisa menyebabkan perubahan perilaku, cedera bahkan kematian,” jelas Indarwati kepada Greeners, Jakarta, Kamis (05/11).

Sunda Banda Seascapes (SBS) dan Fisheries Leader WWF-Indonesia, Imam Musthofa. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Sunda Banda Seascapes (SBS) dan Fisheries Leader WWF-Indonesia, Imam Musthofa. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Selain itu, lanjutnya lagi, sering ditemui kasus dimana satwa laut terluka dan mati akibat terkena baling-baling kapal. Pengamatan satwa yang berlebihan juga dapat menyebabkan stress pada induk satwa yang berakibat terpisahnya induk dari anak-anaknya. Hal ini akan menurunkan daya tahan hidup anak-anak satwa tersebut.

Untuk itu, Imam Musthofa, Sunda Banda Seascapes (SBS) dan Fisheries Leader WWF-Indonesia menyatakan bahwa ekosistem laut merupakan objek vital dalam bisnis pariwisata bahari. Oleh karena itu, upaya peningkatan usaha pariwisata di Indonesia merupakan peluang untuk memperkuat konservasi ekosistem laut bila dibarengi dengan edukasi pelaku wisata agar lebih peduli terhadap gaya hidup yang lebih ekologis saat menikmati keindahan laut dan berinteraksi dengan satwa laut di alamnya.

“Panduan dalam mengamati dan berinteraksi yang diluncurkan oleh WWF Indonesia seharusnya bisa membantu para wisatawan untuk lebih bertanggung jawab dalam melakukan setiap aktivitas wisata bahari di manapun mereka berada,” pungkasnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top