Jakarta (Greeners) – Pemerintah mengimbau masyarakat untuk mengurangi interaksi sosial (Social Distancing) selama dua pekan ke depan. Tujuannya untuk menekan penyebaran dan penularan virus corona yang terjadi begitu cepat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah kasus akibat virus corona di luar China meningkat hampir 13 kali lipat. Sementara jumlah negara yang terdampak mencapai tiga kalinya.
Dokter Spesialis Okupasi Departemen Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Dewi Sumaryani Soemarko, MS, SpOk, mendefinisikan Social Distancing sebagai tindakan berdiam diri di rumah, menjauhi keramaian, dan tidak bepergian apabila memang tidak diperlukan. Menjaga jarak dari kehidupan social, kata Dewi, berguna untuk meredam penyebaran covid-19.
Baca juga: Presiden Keluarkan Keppres Penanganan Covid-19
Ia mengatakan upaya menjaga jarak sosial ini diberlakukan berdasarkan ketentuan jarak percikan air liur. Droplet tersebut dapat menjangkau jarak paling jauh saat terjadi bersin sehingga berpotensi sebagai media penularan virus. Untuk menekan penyebaran virus corona, Dewi menyarankan agar memberi jarak satu meter dengan orang lain, tidak bersinggungan dengan objek yang disentuh banyak orang, selalu mencuci tangan, tidak memegang wajah, memakai masker untuk orang yang sakit flu dan batuk.
“Kalau dilakukan dengan baik dan benar social distancing ini pencegahan yang efektif,” ucap Dewi saat dihubungi Greeners, Selasa, (17/03/2020).
Ia juga megatakan upaya ini harus dilengkapi dengan menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh dengan cara tidur cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan berolahraga secara teratur.
Sementara, Matthew McQueen, Direktur Program Kesehatan Masyarakat dan Associate Profesor Fisiologi Integratif, Universitas Colorado Boulder mengatakan dari 20 persen hingga 60 persen orang dewasa di seluruh dunia dapat terinfeksi virus corona.
“Strategi lama tapi cukup efektif, yakni menjauhi kehidupan sosial. Ini berarti menghindari kontak di tempat umum yang ramai, menghindari pertemuan massal, dan menjaga jarak dengan orang lain,” ujar McQueen.
Melalui social distancing masyarakat dapat mengurangi transmisi virus. Tujuannya agar tercapai flatten the curve atau perataan kurva. Dengan memberikan rentang waktu tertentu (buying time) bagi virus sehingga memungkinkan lembaga kesehatan dan infrastruktur perawatan memiliki waktu untuk merespons krisis. “Yang paling penting flatten the curve memberikan peluang untuk mengurangi kematian akibat COVID-19,” tulis McQueen dilansir dari theconversation.com.
Baca juga: Presiden Keluarkan Keppres Penanganan Covid-19
Adapun Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan dan Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia per 17 Maret 2020 bertambah menjadi 172 orang dan pasien yang meninggal sebanyak 5 orang.
Menurut Yuri kasus positif virus corona paling banyak ditemukan di Provinsi DKI Jakarta, sebab, ibu kota menjadi salah pintu akses kegiatan. Selain itu, mobilitas penduduk yang sangat tinggi memungkinkan terjadinya kontak kasus menjadi cukup besar. Penelusuran Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan kepolisian mendapatkan banyak kasus yang dicurigai.
“Walaupun hasilnya negatif, kita meminta mereka untuk isolasi di rumah dengan menjaga jarak dengan seluruh anggota keluarga, tidak menggunakan alat makan dan minum bersama, cukup istirahat, asupan gizi cukup dan tidak kontak dekat dengan keluarga tanpa perlindungan,” ujar Yuri.
Penulis: Dewi Purningsih
Editor: Devi Anggar Oktaviani