Belalang Sembah, Menginspirasi Kung Fu

Reading time: 3 menit
belalang sembah
Belalang sembah (Mantis sp). Foto: pixnio.com

Dunia serangga selalu unik untuk dibahas, baik karakteristik maupun sifat masing-masing spesiesnya. Salah satunya serangga yang terkenal dengan posturnya yang seolah-olah sedang menyembah. Ada yang tahu? Ya, apalagi kalau bukan belalang sembah atau dalam bahasa Inggris disebut praying mantis.

Belalang sembah (Mantis sp.) merupakan serangga yang termasuk ke dalam ordo Mantodea. Penamaan lokalnya pun beragam seperti congcorang (bahasa Sunda/bahasa Betawi), walang kadung/kèkèk (bahasa Jawa), dan mentadak (bahasa Melayu).

Menurut Seminar Nasional Hasil Penelitian Bidang Petanian, Universitas Sriwijaya (2010), belalang sembah ini memiliki ciri-ciri tubuh besar dan memanjang berwarna coklat muda, antena pendek, protoraks panjang, femur dilengkapi dengan duri-duri. Tungkai depan yang panjang dan kuat berfungsi untuk menangkap mangsa. Belalang ini mempunyai kemampuan menyamar menyerupai ranting kayu, daun dan bunga.

Dikutip dari Jurnal Pendidikan Biologi, Bio–Edu (2016), secara morfologi belalang sembah memiliki bentuk tubuh yang ramping. Panjang seluruh tubuh dari bagian caput sampai ujung abdomen 85 mm. Pada bagian caput terdapat sepasang antena, dengan tipe antena berbentuk filiform (antena dari pangkal sampai ujung seragam seperti benang), mata berbentuk faset atau mata majemuk, tipe arah mulut berbentuk hipognatus (vertikal).

Pada bagian toraks (bagian tubuh hewan yang terletak antara kepala dan abdomen) terdapat protoraks, mesotoraks dan metatoraks dimana masing-masing bagian tersebut terdapat sepasang tungkai. Bagian abdomen (bagian tubuh di belakang dada) belalang ini terdiri dari 8 ruas. Protoraksnya panjang dengan ukuran 18 mm. Tungkai pertama ukurannya 68 mm, tungkai kedua ukurannya 64 mm, dan tungkai ketiga ukurannya 72 mm dengan tipe tungkai raptorial.

Belalang unik ini memiliki dua pasang sayap yang terdiri dari sayap depan berukuran 54 mm dan sayap belakang 44 mm. Kebanyakan belalang sembah dewasa memiliki sayap. Belalang jantan biasanya dapat terbang dengan sayapnya sedangkan belalang betina biasanya tidak dapat terbang.

belalang sembah

Tungkai depan yang panjang dan kuat berfungsi untuk menangkap mangsa. Foto: pxhere

Belalang sembah termasuk golongan predator poligofagus. Sebagai informasi, jenis serangga predator dibagi mejadi 3 golongan, yakni: 1) predator monofagus adalah predator yang hanya memakan satu jenis mangsa; 2) predator oligofagus adalah predator yang memakan beberapa jenis mangsa; dan 3) predator polifagus adalah predator yang memakan banyak jenis mangsa. Keuntungan predator polifagus adalah mereka bisa bertahan pada kondisi jumlah populasi mangsa yang sedikit karena berpeluang mendapatkan mangsa alternatif.

Sebagai serangga predator, belalang sembah termasuk serangga yang gesit dalam berburu. Ia juga tidak segan untuk memakan jenisnya sendiri. Betina dewasa akan memakan jantannya untuk dijadikan sumber makanan bagi telur-telurnya.

Selain kebiasaan makannya, belalang sembah memiliki keunikan dari segi penglihatan. Dikutip pada laman nationalgeographic.grid.id, para peneliti dari Universitas Newcastle telah mengetahui bahwa layaknya manusia, belalang sembah memiliki mata yang mampu melihat mangsanya dalam bentuk tiga dimensi, yang disebut stereopsis.

Bila manusia dan hewan lainnya memfungsikan stereopsis dengan membandingkan tingkat kecerahan dua obyek yang dilihat secara terpisah oleh mata mereka, belalang justru berfokus terhadap tingkat kecerahan yang berubah-ubah di antara dua obyek yang terlihat dari matanya. Teknik ini membuat belalang sembah mampu mengukur jarak terhadap obyek meskipun obyek telah disamarkan dengan latar belakang yang sama dengan bentuk obyek.

Dari berbagai keunikannya, ada cerita menarik mengenai belalang sembah. Di Cina, belalang sembah dijadikan sebagai inspirasi salah satu gaya dalam bela diri Kung Fu. Semua berawal dari penemu bela diri  Praying Mantis Kung Fu bernama Wang Lang. Dalam suatu kejuaran bela diri, Wang mengalami kekalahan. Usai pertandingan, ia melihat seekor belalang sembah berkelahi dengan seekor cicada (tonggeret). Terinspirasi dengan gerakan belalang sembah melawan musuhnya itulah Wang menciptakan gaya kung fu belalang sembah yang terkenal hingga kini.

Penulis: Sarah R. Megumi

Top