Kasuari Kerdil, Tubuhnya Paling Mungil di Antara Kasuari Lainnya

Reading time: 2 menit
Burung ini sayapnya berukuran sangat kecil, sehingga tidak bisa terbang. Foto: Shutterstock

Tidak semua jenis burung dapat terbang, salah satunya yaitu burung kasuari kerdil. Tak seperti burung lain yang umum kita kenal dapat terbang bebas di udara.

Satwa yang memiliki nama ilmiah Casuarius bennetti ini justru tak bisa terbang. Berasal dari famili Casuariidae dan berkerabat dengan kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius) dan kasuari gelambir tunggal (C. unappendiculatus).

Burung kasuari jenis C. bennetti dikenal juga dengan sebutan kasuari kerdil. Hal ini karena ukuran tubuhnya yang paling kecil di antara dua jenis burung kasuari yang lainnya. Melansir Avibase, terdapat beberapa subspesies dari burung kasuari kerdil. Subspesies tersebut di antaranya Casuarius bennetti bennetti, Casuarius bennetti goodfellowi, Casuarius bennetti claudii, Casuarius bennetti picticollis, dan lainnya.

Di samping itu, burung kasuari kerdil yang hidup di alam dapat hidup hingga berumur 60 tahun. Sedangkan yang hidup di penangkaran dapat hidup hingga berumur 40 tahun. Umur mereka dapat dilihat dari penampilan casque (jambul), ukuran telapak kaki, serta keriput pada lehernya.

Morfologi dan Ciri-ciri Umum

Burung kasuari kerdil berukuran tubuh paling kecil di antara kasuari lainnya. Tingginya hanya berkisar antara 99 cm hingga 135 cm dengan berat tubuh sekitar 18 kg saja. Sedangkan kasuari gelambir ganda dapat berukuran tinggi mencapai 170 cm dengan bobot hingga 59 kg. Bulunya cenderung bertekstur kasar dan berwarna hitam.

Selain itu kasuari kerdil memiliki sayap yang berukuran sangat kecil, sehingga ia tidak bisa terbang. Kepala dan bagian lehernya tidak memiliki bulu serta berwarna biru dan merah. Sementara di bagian kepalanya terdapat casque, yang mirip dengan helm namun bertulang.

Di samping itu, kasuari kerdil juga tak terlihat seperti kerabatnya yang memiliki gelambir menggantung di leher. Kakinya kokoh serta kuat dan tidak memiliki bulu. Burung ini memiliki tiga jari kaki dan jari kaki paling dalam memiliki cakar yang membesar, panjangnya bisa mencapai 10 cm. Meskipun betina dan jantan kasuari kerdil adalah monomorfik, umumnya betina berukuran tubuh lebih besar dari jantan.

Saat merasa terancam, burung ini akan membela dirinya dengan tendangan yang kuat dari kakinya. Burung ini aktif pada siang hari (diurnal) dan banyak menghabiskan waktunya untuk mencari makan.

Kasuari kerdil menggunakan jambulnya untuk memilah serasah dan mencari sumber makanan seperti jamur, serangga, jaringan tanaman, dan vertebrata kecil, termasuk kadal dan katak. Namun makan utamanya ialah buah yang jatuh di lantai hutan atau buah yang mereka petik dari semak.

Habitat dan Distribusi Burung kasuari kerdil

Burung ini dapat kita temukan di dataran tinggi seperti pegunungan curam hingga ketinggian 3000 mdpl yang bervegetasi lebat dengan hutan subtropis hingga tropis. Hal ini berbeda dengan burung kasuari lainnya yang menempati daerah dataran rendah. Sementara itu, burung kasuari kerdil terdistribusi di Papua Nugini tepatnya di sisi timur pulau tersebut. Selain itu dapat kita temukan juga di Indonesia (Papua).

Ancaman dan Konservasi

Di habitat aslinya, burung ini menghadapi berbagai ancaman, terutama kerusakan habitat. Selain itu perburuan dan pemangsaan tingkat rendah juga menjadi ancaman bagi populasinya.

Meskipun begitu jumlah populasinya di alam masih cukup banyak sehingga IUCN memasukannya dalam status konservasi kurang diperhatikan (least concern) dengan populasi stabil. Sementara itu, di Indonesia burung kasuari kerdil telah dilindungi lewat Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 106 Tahun 2018 Tentang Jenis Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi.

Taksonomi Burung kasuari kerdil

Penulis : Anisa Putri

Editor : Ari Rikin

Top