Burung Emu, Si “Flightless Bird” yang Kerap Diburu

Reading time: 2 menit
Meski tak bisa terbang, burung ini punya kaki yang powerful. Bisa melesat hingga 50 kilometer per jam. Foto: Inaturalist

Burung Emu (Dromaius novaehollandiae) telah menjadi objek perburuan manusia sejak masa Pleistosen tengah dan atas selama lebih dari 60.000 tahun di sebagian besar pedalaman Australia. Spesies ini kerap menjadi sasaran penganiayaan oleh penggembala permukiman di Eropa seperti dalam “The Great Emu War” yang populer pada 1932 di Australia Barat.

Anggota tunggal dalam genus Dromaius ini merupakan burung asli di Australia. Meski demikian, burung terbesar di Australia ini tak dapat terbang seperti halnya burung unta. Oleh karena itu, burung ini berjuluk “Flightless Bird”. Burung ini banyak diternakkan untuk memenuhi kebutuhan daging, minyak dan kulit.

Morfologi dan Ciri-Ciri 

Famili Dromiidae terbatas hanya memiliki satu spesies yang masih ada yakni Dromaius novaehollandiae, salah satu komponen paling khas dari avifauna Australia modern. Tiga subspesies yang masih hidup adalah Dromaius novaehollandiae novaehollandiae di Queensland Tengah dan Selatan, Victoria dan Australia Selatan.

Selanjutnya, Dromaius novaehollandiae woodwardi di Australia Barat Laut dan Barat dan Wilayah Utara, dan Dromaius novaehollandiae rothschildi di Australia Barat Daya.

Emu betina mencapai berat hingga 55 kilogram dengan tinggi 1,8 meter. Sementara jantan mencapai 38 kilogram dan tinggi 1,5 meter.

Bulu burung emu sangat mirip dengan burung kasuari yakni berlipat ganda, masing-masing dengan batang belakang yang panjangnya hampir sama dengan bulu utama. Burung ini mempunyai bulu lembut yang berwarna cokelat. Bulu-bulu tebal yang berwarna keabu-abuan dan kecoklatan burung ini didesain khusus supaya sinar matahari tidak bisa menembus dan masuk ke kulit.

Emu memiliki 54 vertebra pada kerangka aksial sedangkan burung unta memiliki 56 vertebra. Berbeda dengan dua jari di kaki burung unta, kaki emu, mirip dengan rhea dan kasuari yakni memiliki tiga jari.

Ukuran sayap burung ini tak lebih dari 20 sentimeter. Australian Academy of Science menjelaskan, sayap burung-burung tak terbang, seperti emu, burung unta, hingga penguin, disebut struktur vestigial. Meski tak bisa terbang, tapi mereka mempunyai kaki yang powerful, yakni berupa otot betis yang bisa melesat hingga 50 kilometer per jam. Spesies ini juga jago melompat dan berenang.

Habitat dan Distribusi Penyebaran 

Burung ini merupakan spesies asli Australia. Sebelumnya, burung ini banyak berada di pantai timur Australia tapi lambat laun mereka mulai menyingkir.

Mereka menghindari kawasan-kawasan sesak penuh aktivitas manusia, kawasan hutan padat dan wilayah kering. Misalnya seperti padang rumput, hutan yang teduh dekat dengan sumber air.

Perilaku Burung Emu

Spesies ini merupakan salah satu burung yang unik. Jika biasanya telur burung dierami oleh betina maka hal ini tak berlaku bagi burung ini.

Burung emu jantan biasa mengerami telurnya yang berwarna gelap hijau kehitaman. Bahkan, mereka tidak makan dan minum saat mengerami telur. Tak hanya itu, burung jantan juga membesarkan anak-anaknya dari lima hingga 18 bulan.

Sebaliknya emu betina lebih agresif dan bisa memiliki beberapa pasangan alias poliandri. Menariknya, burung ini memiliki rasa penasaran yang tinggi, baik pada sesama maupun spesies lain. Menurut Animal Diversity, mereka suka mematuk lalu kabur hanya untuk melihat seperti apa respons kita.

Namun, perilaku ini hanya berlaku khusus untuk burung yang tinggal di lingkungan penangkaran, bukan yang ada di alam liar. Bagian-bagian burung ini seperti daging, minyak dan kulit banyak bermanfaat untuk manusia.

Taksonomi Burung Emu (Dromaius novaehollandiae)

Penulis: Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top