Kokokan Laut, Burung Pemalu yang Gemar Menyendiri

Reading time: 2 menit
Burung ini menggunakan umpan cacing saat ingin mencari mangsa. Foto: Greeners/Ady Kristanto

Meski tergolong pemalu, burung ini pintar mengelabui mangsanya saat mencari makan. Saat mencari mangsa burung ini tampak tenang. Berdiam diri seolah memperhatikan setiap gerakan mangsanya di dalam air. Ini salah satu keunikan Kokokan Laut (Butorides striata).

Ikan, udang, serangga, katak dan bahkan ular kecil adalah pakan Kokokan laut. Uniknya, seperti halnya manusia, burung ini juga bisa mencari makanan dengan menggunakan umpan cacing. Seolah-olah sedang memancing dengan menggerak-gerakan cacing tersebut hingga ikan akan tertarik untuk mendekat.

Kokokan laut adalah burung air yang umum bisa kita temukan di kota-kota besar di dekat pesisir seperti Jakarta, Medan dan Makassar. Berbeda dengan burung air lainnya yang berkelompok, burung ini lebih suka menyendiri. Tak heran burung ini kerap dapat julukan burung pemalu.

Kerap kali Kokokan laut berdiam diri di pinggir perairan, menunggu ikan lewat di depannya dan ditombak ketika berada di jangkauan paruhnya. Sayangnya burung ini sangat sensitif dengan kehadiran manusia, jika merasa terganggu burung ini akan segera terbang rendah dengan suara khasnya “kek, kek, kek”.

Morfologi dan Persebarannya 

Umumnya burung ini berukuran 35–48 cm dengan bentangan panjang sayap 52–60 cm. Tubuhnya berwarna abu-abu gelap. Kepalanya seperti memiliki mahkota hitam kehijauan mengkilap dengan jambul panjang berjuntai.

Memiliki garis hitam mulai dari pangkal paruh ke bawah sampai mata dan pipi. Sayap dan ekor biru berwarna kehitaman, mengkilap kehijauan dan di pinggirnya kuning tua. Perutnya berwarna abu-abu sedikit kemerahmudaan dan dagu berwarna putih.

Dari data Birds Of The World, Kokokan laut mempunyai 26 sub spesies yang tersebar dari Benua Amerika, Afrika, Asia, Australia hingga Melanesia. Di Indonesia sendiri terdapat 6 jenis sub spesies kokokan laut.

Sub spesies Kokokan laut di Indonesia antara lain Butorides striata javanica terdistribusi di Sunda besar (Sumatra, Jawa dan Kalimantan). Butorides striata spodiogaster mencakup pulau Nicobars dan pulau-pulau di barat Sumatra (Simeulue hingga Pagai). Butorides striata carcinophila di sebagian besar pulau Sulawesi.

Kemudian Butorides striata steini di kawasan pulau-pulau Nusa Tenggara. Butorides striata moluccarum mencakup Maluku dan pulau-pulau sekitarnya. Lalu Butorides striata papuensis di pulau-pulau di Raja Ampat dan pesisir utara Papua.

Habitat dan Kebiasaan Kokokan laut

Habitat burung ini berada di kawasan hutan pesisir pantai, hutan mangrove, danau, sungai hingga area persawahan. Sebagian besar di dataran rendah hingga di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namun di Cuzco, Peru tercatat di ketinggian 4050 mdpl.

Untuk perkembangbiakan burung ini bersarang sendiri atau dalam koloni kecil. Sarang dari tumpukan ranting mereka buat di pohon-pohon bakau atau yang lainnya. Telur berwarna hijau kebiruan pucat, berjumlah 2-3 butir. Kokokan laut tercatat berbiak di bulan Maret, Mei dan Juni.

Di Indonesia, sub spesies Butorides striata javanica punya perbedaan tingkat kecerahan warna bulunya. Bahkan burung yang ada di Muara Angke, Jakarta dengan di Semenanjung Kampar Riau memiliki corak dan warna bulu berbeda.

Kokokan laut yang ada di Jakarta berwarna lebih cerah dan buram. Sedangkan yang ada di Riau warnanya lebih pekat. Habitat, gangguan manusia serta nutrisi makanan memengaruhi warna bulu.

Dari beberapa penelitian, daerah dengan urbanisasi yang tinggi menyebabkan penurunan jenis warna burung. Hal ini berkaitan dengan penurunan tutupan vegetasi. Selain itu, kualitas dan kuantitas sumber makanan dan nutrisi berpengaruh pada warna bulu burung.

Taksonomi Kokokan Laut (Butorides striata)

Penulis : Ady Kristanto

Editor : Ari Rikin

Top