Musang Akar, Hewan Khas Kalimantan yang Menggemaskan

Reading time: 2 menit
Musang ini banyak yang memelihara karena karakteristiknya yang jinak. Foto: Shutterstock

Pada mulanya musang akar hanya bisa kita temukan di hutan-hutan Kalimantan. Namun seiring berjalannya waktu, musang tersebut kini dapat kita jumpai di berbagai daerah karena jamak dikembangbiakkan oleh para pecinta hewan.

Musang akar adalah salah satu hewan nokturnal yang berasal dari famili Viverridae. Spesiesnya tergabung dalam genus Arctogalidia, sehingga memiliki nama ilmiah A. trivirgata.

Berdasarkan klasifikasinya, dapat kita ketahui bahwa musang ini berkerabat dengan musang bulan khas Sumatra, musang garangan khas Pulau Jawa, serta musang Bali.

Luwak juga tergolong sebagai kerabat dari spesies ini. Mereka sama-sama tergabung dalam famili Viverridae, meskipun hewan omnivora itu berasal dari genus Paradoxurus.

Morfologi dan Ciri-Ciri Musang Akar

Musang akar merupakan hewan mamalia bertubuh yang ramping sepanjang 50–60 cm. Mereka dapat berkembang biak hingga seberat 1,3 kg, meski ada pula yang mencapai 3 kg.

Berkat bentuk tubuhnya, hewan ini dapat dengan gesit menerobos rimbunnya pepohonan. Bulunya yang berwarna abu kecokelatan juga mempermudah proses menyamar di kegelapan.

Spesies A. trivirgata memiliki cakar tajam yang tidak terlalu panjang. Punggungnya mempunyai motif khas berupa garis hitam pucat, yang memanjang mulai dari kepala sampai ke ekor.

Seperti bentuk dan corak tubuhnya, cakar musang pun mempunyai sejumlah kegunaan. Selain alat pertahanan diri, cakar pendek tersebut membantunya dalam mencengkram dahan.

Jika diperhatikan, ukuran ekor musang ini lebih panjang dari tubuhnya. Ekor berwarna abu-abu pucat itu berfungsi sebagai penyeimbang tubuh saat mereka berada di ketinggian.

Habitat dan Distribusi Musang Akar

Habitat musang akar berada di hutan primer dan sekunder sampai ketinggian 1.500 meter di atas laut. Mereka dapat hidup pada suhu 24–26 Celsius, dengan kelembaban udara 98–100 %.

Tipe habitat ini diketahui hampir mirip dengan musang luwak. Tidak heran memang, mengingat kedua satwa itu berasal dari Asia Tenggara dan tergabung dalam keluarga yang sama.

Seperti musang luwak, spesies A. trivirgata kini bisa kita temukan di daerah perkotaan. Mereka tidak dikembangbiakkan untuk kebutuhan industri, melainkan hewan peliharaan eksotis.

Melansir IUCN Red List, status konservasi A. trivirgata berada pada kategori “least concern”. Ia tidak tergolong sebagai satwa dilindungi, sehingga masih boleh diperjualbelikan dan dipelihara.

Saat ini, hewan khas Kalimantan itu tersebar sampai ke Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan sebagainya. Mereka juga dapat kita jumpai di India, Indochina, dan Semenanjung Malaya.

Perilaku dan Kebiasaan Musang Akar

Musang akar dapat dipelihara karena karakteristiknya yang jinak. Ada yang bilang hewan ini mirip seperti kucing, gampang dipelihara dan dapat mengonsumsi segala jenis makanan.

Jika sudah familiar, jenis musang ini dapat bermanja-manja dengan pemiliknya. Namun ia juga memiliki pemalu dan cukup agresif, terutama pada saat musang kawin setahun sekali.

Spesies A. trivirgata mempunyai daun telinga yang lebar dan sangat sensitif. Daun telinganya itu dapat mendeteksi kehadiran hewan lain dan mangsa, walau dalam jarak yang cukup jauh.

Selain telinga, mata dan penciuman musang ini berfungsi sangat baik. Matanya sangat awas di kegelapan, sedangkan indra penciumannya bisa membedakan buah yang mentah dan matang.

Buah-buahan adalah makanan favorit satwa arboreal (hidup di atas pohon) ini. Mereka sesekali memburu serangga, reptil, telur, cacing dan unggas, untuk memenuhi kebutuhan proteinnya.

Perlu diingat, bijaklah dalam memilih hewan peliharaan. Walaupun spesies ini tergolong jinak, bukan berarti mereka layak dipelihara dan dapat hidup berdampingan dengan manusia.

Taksonomi Arctogalidia Trivirgata

Penulis : Yuhan al Khairi

Top