Mengenal Jerapah, Mamalia Tertinggi dari Benua Afrika

Reading time: 4 menit
jerapah
Mengenal Jerapah, Mamalia Tertinggi dari Benua Afrika. Foto: Shutterstock.

Memiliki kaki-kaki yang jenjang serta berleher panjang, Jerapah atau Zarafah (Giraffa camelopardalis) menjadi hewan yang cukup mudah kita kenali di alam liar maupun saat berkunjung ke kebun binatang.

Fauna endemik Afrika ini memang sangat unik, selain sebagai hewan tertinggi yang hidup di dataran bumi, satwa tersebut juga dapat berkembang biak hingga memiliki bayi seberat 1.360 kg.

Meski begitu, perlu kita ketahui bahwa ciri fisik jerapah jantan dan betina memiliki sejumlah perbedaan. Biasanya, betina mempunyai fisik yang lebih kecil dan juga lebih pendek dari pejantannya.

Sedang jerapah jantan, umumnya bisa tumbuh hingga ketinggian 4,8-5,5 m. Lebih jauh, hewan ini juga terbagi ke dalam beberapa subspesies. Penasaran apa saja? Berikut ulasan lengkapnya.

Subspesies Jerapah berdasarkan Habitatnya

Pembagian subspesies Jerapah sendiri umumnya berpatok pada warna serta variasi pola pada badan hewan. Lalu, pengelompokkan ini juga berdasarkan pada habitat atau asal daerah dari fauna tersebut.

Agar lebih mengenal keluarga dari satwa ini, berikut beberapa subspesiesnya yang perlu kita ketahui:

  • Reticulated Giraffe (C. reticulata)

Reticulated Giraffe atau Jerapah Somalia dapat dapat kita kenali dari kulitnya yang berwarna cokelat muda kemerah-merahan, serta garis putih terang membentuk pola seperti jala yang besar yang mengelilingi tubuhnya.

Tidak cuma di badan, bercak tersebut bahkan berlanjut hingga bagian kaki spesies yang satu ini. Jika ingin melihat Reticulated Giraffe, hewan ini bisa kita temukan di timur laut Kenya, Ethiopia, dan Somalia.

  • Smoky Giraffe (C. angolensis)

Spesies Smoky Giraffe tersebar di kawasan Angola hingga Zambia. Satwa yang satu ini dapat dikenali dari kulitnya yang memiliki bercak tidak teratur, dengan ukuran pola kecil dan juga besar.

  • Jerapah Kordofan (C. antiquorum)

Subspesies jerapah bernama ilmiah G.c. antiquorum ini bisa kita temui di negara Sudan, tepatnya pada bagian barat dan juga barat daya. Bercak berukuran kecil tidak beraturan adalah ciri khas dari jenis ini.

  • Jerapah Masai (C. tippelskirchi)

Sama seperti reticulated giraffe, spesies Jerapah Masai banyak ditemukan di daerah Kenya. Ciri dari hewan ini tampak dari bercaknya yang berbentuk seperti daun anggur serta berwarna cokelat tua.

Selain itu, corak tersebut diketahui tidak memiliki pinggiran yang rata, serta terdapat garis berwarna kekuningan di sekitar area bercak tersebut.

  • Jerapah Nubia (G.C. camelopardalis)

Bercak pada hewan yang satu ini hampir menyerupai bentuk persegi empat. Warna dari bercak tersebut biasanya cokelat terang di atas warna krem sebagai corak dasarnya.

Berbeda dari spesies lain, cerbak Nubia tidak sampai ke bagian kaki. Jika ingin melihat hewan ini secara langsung di habitatnya, mereka tersebar di kawasan bagian timur Sudan dan timur laut Kongo.

  • Rothschild Giraffe (G.c. rothschildi)

Mirip seperti Nubia, spesies Rothschild Giraffe dapat dikenali dari bercaknya yang berbentuk persegi. Bercak tersebut umumnya memiliki gradasi warna yang cantik, dengan krem sebagai corak pinggirnya.

Masih di sekitar dataran Afrika, hewan yang satu ini bisa ditemukan pada bagian tengah dan timur Kenya sampai ke kawasan Uganda.

  • Jerapah Afrika Selatan (G.c. giraffa)

Bercak G.c. giraffa berbentuk bundar, beberapa di antaranya bahkan memiliki pola berbentuk bintang. Warna bercak tersebut biasanya cokelat terang, corak ini tersebar sampai ke bagian telapak kaki.

Seperti namanya, hewan yang satu ini tersebar di sekitar kawasan Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe sampai dengan Mozambik.

  • Thornicroft Giraffe (G.c. thornicrofti) dan Jerapah Nigeria (G.c. peralta)

Bukan cuma itu, terdapat dua jenis jerapah lain yang diberi nama Thornicroft Giraffe (G.c. thornicrofti) dari timur Zambia, serta Jerapah Nigeria atau Afrika Barat (G.c. peralta) yang berasal dari Chad.

Untuk thornicroft sendiri, ciri khasnya tampak jelas dari bercak berbentuk bintang atau daun. Sedang, G.c. peralta biasanya memiliki bercak berwarna merah kekuningan yang cenderung lebih pucat.

jerapah berlari

Dari segi morfologinya, kaki depan jerapah sedikit lebih panjang daripada kaki belakang. Kaki depan yang lebih panjang ini berguna untuk menopang otot-otot pangkal leher yang sangat besar. Foto: Shutterstock.

Morfologi dan Ciri-Ciri Umum

Dari segi morfologinya, kaki depan jerapah sedikit lebih panjang daripada kaki belakang. Kaki depan yang lebih panjang ini berguna untuk menopang otot-otot pangkal leher yang sangat besar.

Selain itu, hewan berleher panjang ini memiliki tanduk tumpul yang tertutupi dengan kulit. Tanduk itu biasanya memiliki ukuran sekitar 12 cm, yang mereka pakai untuk bertarung dengan pejantan lainnya.

Sama seperti leher, lidah dari hewan ini tergolong sangat panjang berkisar 45 cm. Lidah tersebut berguna untuk memungut dedaunan di atas pohon, lalu membawanya masuk ke dalam mulut.

Untuk Anda yang belum tahu, jerapah punya pembuluh darah yang elastis serta katup pembuluh vena di leher. Hal ini berguna untuk mengimbangi naiknya tekanan darah saat kepalanya mereka turunkan.

Perlu kita ketahui, Giraffa camelopardalis sebenarnya masih kerabat dekat dengan hewan rusa dan sapi. Namun karena jerapah berasal dari famili Giraffidae, ketiganya tergolong dalam suku yang berbeda.

Jika ingin melihat saudara terdekat dari hewan yang satu ini coba perhatikan okapi. Meski mempunyai corak yang mirip zebra, hewan tersebut sebenarnya teridentifikasi sebagai kerabat terdekat jerapah.

Baca juga: Pohon Jati, Penghasil Kayu Mewah Berharga Fantastis

Perilaku dan Kebiasaan Hewan Jerapah

Di habitat aslinya, hewan jerapah jadi penghuni dari kawasan padang rumput (savana) dengan banyak pohon Akasia serta tumbuhan polong merambat lainnya.

Fauna ini bisa beristirahat sembari berdiri, tetapi mereka biasanya berbaring dengan cara melipat kaki ke bagian bawah tubuh. Saat berjalan jerapah mengayunkan dua sisi kakinya secara bersamaan.

Ketika berlari kedua kaki belakang mengayun ke depan (hampir bersamaan), lalu kedua kaki belakang mereka tempatkan di sisi luar dari kaki depan. Kecepatannya lari hewan ini bisa mencapai 16-56 km/jam.

Dalam keadaan terdesak, hewan ini menggunakan kuku besar pada kakinya untuk menyerang musuh. Bahkan, tendangan seekor jerapah pakar percayai bisa membuat seekor singa menjadi cacat, lho!

Menariknya, hewan jerapah tergolong sebagai satwa yang selektif terhadap makanannya. Sebagian besar makanan mereka adalah dedaunan dan tunas muda dari pohon, semak dan tanaman merambat.

Selayaknya unta, hewan yang satu ini juga bisa bertahan selama beberapa hari tanpa minuman. Sebab, tubuh mereka masih bisa terhidrasi melalui cairan yang berasal dari dedaunan.

Taksonomi Jerapah

taksonomi jerapah

Referensi:
Animal Diversity

Britannica

National Geographic

Penulis: Yuhan Al Khairi

Editor: Ixora Devi

Top