Papilio Demoleus, Spesies Kupu-Kupu Penyuka Pohon Jeruk

Reading time: 3 menit
Kupu Kupu Jeruk. Foto: Shutterstock

Tak banyak yang mengetahui nama asli insekta ini, namun kelompoknya ahli golongkan sebagai spesies kupu-kupu paling menyebar yang ada di dunia. Dialah Papilio demoleus, rama-rama yang dapat kita temukan mulai dari benua Asia, Amerika, hingga Australia.

Bagi masyarakat, spesies Papilio demoleus dikenal dengan sebutan Kupu-kupu jeruk. Larva hewan ini kerap mendiami tanaman Citrus sp sehingga publik juluki dengan nama demikian.

Selain kupu-kupu jeruk, serangga bercorak unik tersebut juga memiliki sejumlah panggilan dalam bahasa asing, seperti Common Lime Butterfly, Lemon Butterfly, dan Lime Swallowtail.

Kupu-kupu ini tergolong dalam keluarga Papilionidae, mereka berkerabat dekat dengan P. erithonioides, P. grosesmithi dan P. morondavan, spesies kupu-kupu endemik Madagaskar.

Morfologi dan Ciri-Ciri Papilio Demoleus

Sayap dorsal Papilio demoleus memiliki warna dasar hitam dengan corak bercak-bercak kekuningan. Pola ini menyebar mulai dari discal sampai ke bagian marginal sayap depan.

Bagian costa sampai ke dorsal sayap belakang cenderung berwarna putih. Selain itu terlihat pula pola berbentuk bulatan seperti mata, pada costa serta dorsal kupu-kupu jeruk.

Bulatan pada costa umumnya berwarna biru melatik dengan lingkaran hitam, sedangkan pada bagian dorsal berwarna merah bata dengan lapisan hitam dan biru di atasnya.

Bagian ini juga bisa kita pakai untuk membedakan Papilio demoleus jantan dan betina. Sang jantan biasanya memiliki lapisan merah, sedangkan warna betina relatif agak pudar.

Bagian ventral sayap depan mempunyai bercak kekuningan. Mereka juga memiliki bercak oranye dengan bintik hitam hingga biru melatik pada bagian subapikal dan submaginalnya.

Bila kita ukur secara seksama, kupu-kupu tersebut memiliki panjang antena 17 – 18 mm, panjang tubuh 25 cm, panjang sayap depan 40 – 41 mm dan sayap belakang 29 – 30 mm.

Baca juga: Kupu-Kupu Kuning, Si Cerah Indikator Kualitas Alam

Distribusi dan Habitat Papilio Demoleus

Dibanding spesies lainnya, persebaran Papilio demoleus memang terbilang sangat luas. Ia dapat beradaptasi pada berbagai tipe habitat mulai dari sabana, kebun, hutan, dan lain-lain.

Kupu-kupu ini juga senang mengunjungi bunga-bunga indah yang sedang bermekaran. Walau begitu, mereka ahli ketahui menyukai kawasan aliran air serta tepian sungai.

Secara luas spesies kupu-kupu jeruk sejatinya dapat kita temukan dari Semenanjung Arabia, Afganistan, India, Nepal, Asia Tenggara, Tiongkok selatan, Jepang, hinggga kepulauan Pasifik.

Di Tanah Air populasinya tercatat pakar temukan di Sumatra, Kepulauan Sula, Talaud, Alor, Flores, Sumba, Papua, hingga wilayah Borneo (Kalimantan, Sabah, Sarawak, dan Brunei).

Namun tidak semua daerah dihuni oleh spesies kupu-kupu yang sama. Dari enam subspesies Papilio demoleus, tiga di antaranya ilmuwan golongkan sebagai satwa asli Indonesia.

Subspesies P. d. libanius dapat kita jumpai di Sula dan Talaud, P. d. novoguineensis di Papua, P. d. malayanus di Sumatra, sedangkan P. d. stenelinus berada di Sumba, Flores, dan Alor.

Kebiasaan dan Daur Hidup Papilio Demoleus

Spesies kupu-kupu jeruk gemar menjemur sayap-sayapnya saat pagi hari. Ketika siang tiba mereka terlihat beterbangan cepat, serta sesekali mengunjungi area kubangan lumpur.

Kelompok rama-rama ini lebih tertarik dengan semak-semak kecil daripada pepohonan tinggi. Karena itu, ia cukup mudah kita temukan di sekitar pekarangan rumah dan taman.

Daur hidup Papilio demoleus mereka mulai dengan bertelur. Umumnya telur tersebut memiliki ukuran 1,5 mm, serta berwarna kekuningan saat baru diletakkan di atas daun.

Apabila sudah masuk masa menetas, warna kuning pada telur berubah jadi kemerahan. Telur ini kemudian menetas menjadi ulat, lalu berganti kulit sebanyak lima tahapan.

Terakhir, kupu-kupu jeruk anakan menjalani hidupnya sebagai kepompong sekitar 1 – 3 minggu. Setelah itu ia akan menetas, lalu terbang sebagai individu kupu-kupu dewasa.

Menurut riset fase telur Papilio demoleus mencapai 3 – 6 hari, fase ulat berkisar 12 – 22 hari, fase kepompong 8 – 22 hari, sedangkan fase dewasa rata-ratanya mencapai 5 hari.

Baca juga: Menengok Kupu-Kupu Bidadari dari Bantimurung

Taksonomi Spesies Kupu-Kupu Jeruk

Penulis: Yuhan Al Khairi

Top