Menengok Kupu-kupu Bidadari dari Bantimurung

Reading time: 2 menit
Menengok Kupu-kupu Bidadari dari Bantimurung
Menengok Kupu-kupu Bidadari dari Bantimurung. (Ilustrasi: Shutterstock).

Selain mencicipi Coto Makassar, Bubur Manado atau pun Kaledo, ada satu alasan lain untuk mengunjungi Sulawesi. Setelah pandemi berlalu, cobalah berkunjung ke air terjun Taman Nasional Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan. Niscaya, Anda akan terpukau dengan banyaknya kupu-kupu yang hidup di sana.

Dalam Precious and Protected Indonesian Butterfly, pakar kupu-kupu Djunijanti Peggie menulis Sulawesi memiliki keunikan kupu-kupu tertinggi di Indonesia. Djunijanti merinci, 557 jenis kupu-kupu hidup di Sulawesi. Lebih dari 40 persen atau 239 jenis hanya dapat dijumpai di Sulawesi.

Lebih jauh, Djunijanti menemukan kupu-kupu yang hidup di sana menunjukkan pola dan warna sayap berbeda dengan kupu-kupu yang hidup di bagian barat dan timur wilayah Indonesia. Salah satunya adalah kupu-kupu bidadari, Cethosia myrina, kupu-kupu endemik Bantimurung.

Baca juga: Pohon Johar, Peneduh yang Mampu Beradaptasi di Lahan Kritis

Kupu-kupu bidadari termasuk dalam famili Nymphalidae. Mengutip The Complete Encyclopedia of Butterflies, secara morfologi kupu-kupu jenis ini berukuran kecil hingga sedang (25-100 mm). Selain itu, ciri khas Nymphalidae ialah pasangan tungkai depan yang mengecil (kecuali pada kupu-kupu betina Libytheinae).

Kembali mengutip Djunijanti, kupu-kupu dari famili ini umumnya berwarna cokelat, oranye, kuning, dan hitam. Mereka merupakan kelompok yang paling beragam jenisnya dengan variasi dan pola bentuk sayap. Kupbantiu-kupu jantan biasanya memiliki pasangan tungkai depan tertutup oleh kumpulan sisik yang padat menyerupai sikat.

Kupu-kupu bidadari atau disebut juga kupu-kupu sayap renda termasuk kedalam 20 jenis kupu-kupu di Indonesia yang dimasukkan ke dalam daftar jenis satwa yang dilindungi melalui Peraturan Pemerintah No 7/1999.

Kupu-kupu bidadari berstatus dilindungi karena keberadaannya yang semakin sedikit. Sri Nur Aminah, dkk., dalam “Keanekaragaman Kupu-kupu Berbasis Pelestarian Lingkungan di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung” menuliskan perubahan lingkungan akibat alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian menyebabkan penurunan yang sangat cepat terhadap populasi kupu-kupu bidadari.

Kurangnya pakan serta perdagangan illegal menjadi faktor menurunnya populasi serangga cantik ini.

Baca juga: Kumbang Kotoran, Agen Pengendali Ekosistem Hayati

Kupu-kupu dan Ngengat, Apa Bedanya?

Kupu-kupu termasuk dalam ordo Lepidoptera dan kelas Insecta (serangga) yang permukaan sayapnya tertutup oleh sisik. Lepidoptera (lepis = sisik, pteron = sayap) dibedakan menjadi dua golongan yaitu kupu-kupu (sub ordo Rhopalocera) dan ngengat (sub ordo Heterocera).

Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan gengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya sementara ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang. Warna ini sangat kontras dibanding ngengat yang cenderung gelap, kusam atau kelabu.

Penulis: Sarah Megumi

Editor: Ixora Devi

Top