Takur Ungkut-Ungkut, Saudara Pelatuk dengan Suara Unik

Reading time: 3 menit
Foto: Greeners.co/Ady Kristanto

Takur Ungkut-Ungkut atau Coppersmith Barbet adalah burung endemik benua Asia yang tergabung dalam keluarga Megalaimidae. Ia ahli identifikasi sebagai fauna berordo Piciformes, dengan ciri khas suara yang mirip seperti aktivitas pandai besi.

Spesies coppersmith barbet pakar kenal dengan nama binomial Psilopogon haemacephalus. Ia akrab dengan julukan Crimson-breasted Barbet berkat corak di dahi dan tenggorokannya.

Bagi sebagian orang, P. haemacephalus disebut juga sebagai Coppersmith. Ini merujuk pada suaranya yang terdengar “tuk…tuk…tuk…,” hingga menyerupai benturan palu pada logam.

Pola hidup takur ungkut-ungkut terbilang cukup unik. Burung ini ilmuwan golongkan sebagai pemakan buah, meski dalam beberapa kasus mereka juga terlihat mengonsumsi serangga.

Klasifikasi dan Ciri-Ciri Takur Ungkut-Ungkut

Takur ungkut-ungkut termasuk sebagai satwa arboreal. Ia mempunyai kebiasaan bertengger dalam waktu lama di puncak pohon, sembari mengeluarkan suara berulang dan agak keras.

Mereka membuat sarang dengan cara melubangi permukaan pohon. Karena itu, Crimson-breasted Barbet sering kali masyarakat sama ratakan dengan spesies burung pelatuk (Picus).

Melihat klasifikasinya, P. haemacephalus memang berkerat dekat dengan Picus. Mereka sama-sama berasal dari ordo Piciformes, walaupun tergabung dalam famili yang berbeda.

Secara morfologi, ciri-ciri takur ungkut-ungkut dan pelatuk juga sangat berbeda. Ukuran tubuh takur hanya 15 cm, dengan corak warna merah di bagian mahkota dan dadanya.

Bulu tenggorokan, pipi, dan alis takur terlihat kuning dengan setrip hitam sebagai pemisah muka dan mahkota. Mukanya sendiri tampak merah-kuning dengan tengkuk hijau kebiruan.

Sedangkan iris matanya berwarna cokelat dengan paruh hitam dan kaki merah. Tubuh bagian bawah coppersmith barbet putih kusam, serta dipenuhi coretan berwarna hitam.

Baca juga: Burung Madu Sriganti, Penghisap Nektar yang Disukai Kicaumania

Habitat dan Distribusi Takur Ungkut-Ungkut

Spesies burung takur ungkut-ungkut umumnya hidup di kawasan hutan, agroforest, hingga area perkebunan dengan ketinggian maksimal 1.000 m di atas permukaan laut (mdpl).

Sebagian wilayah Asia Tenggara merupakan habitat alami Crimson-breasted Barbet. Kendati demikian, ahli mengkonfirmasi bahwa burung tersebut mulanya berasal dari dataran India.

Dari Anak Benua, burung P. haemacephalus lantas terdistribusi ke Pakistan Barat. Melalui perjalanan internasional, hewan ini terbawa ke barat daya Cina, Filipina, serta Indonesia.

Perlu Anda ketahui, terdapat sembilan subspesies takur ungkut-ungkut yang tersebar di benua Asia. Namun populasi tertingginya tidak berada di Indonesia, melainkan Filipina.

Kawasan Nusantara sendiri dihuni oleh dua ras burung takur, yakni delica dan rocea. Delica mendiami kawasan Pulau Sumatra, sedangkan ras rocea menyebar di Pulau Jawa dan Bali.

Distribusinya di Sumatra terbilang merata, ia dapat kita jumpai di Simalungun (Sumatra Utara), Batang Toru (Tapanuli Selatan), Bungo (Jambi), dan Sumberjaya (Lampung Barat).

Karakter dan Populasi Takur Ungkut-Ungkut

Merujuk buku ‘Burung-Burung Agroforest di Sumatera’ karya Asep Ayat (2011), dapat kita ketahui bahwa takur ungkut-ungkut merupakan spesies burung yang hidup secara komunal.

Mereka kerap berkumpul pada pagi dan sore hari, lalu bersaut-sautan di tajuk-tajuk pohon. P. haemacephalus suka habitat terbuka dengan sinar matahari menyentuh lantai hutan.

Sebagai frugivora, habitat burung ini dipenuhi beragam buah-buahan. Untuk menambah nutrisi, mereka juga kerap mengonsumsi spesies insekta kecil layaknya rayap bersayap.

Menariknya, burung jantan dan betina dapat kita bedakan dari warna coraknya. Bulu betina tampak lebih kusam, corak merah pada dahinya sempit dan tak secerah spesies jantan.

Menurut IUCN Red List, konservasi takur ungkut-ungkut sejatinya berisiko rendah. Namun populasinya ahli ketahui semakin merosot, sehingga perlu dilindungi lewat undang-undang.

Di Tanah Air, burung penyuka buah beringin ini pemerintah pemerintah lindungi melalui PP No. 7 tahun 1999. Spesiesnya haram untuk awam perjual belikan, buru, atau kita pelihara.

Baca juga: Cekakak Jawa, Si Cantik Berparuh Merah yang Tidak Suka Manusia

Taksonomi Spesies Coppersmith Barbet

Penulis: Yuhan Al Khairi

Top