Cara Hindari Obesitas, Berikan Waktu Yang Cukup Untuk Makan

Reading time: 2 menit
Hindari Obesitas, Berikan Waktu Yang Cukup Untuk Makan
Foto : Istimewa

Kita semua ingin tahu cara hindari obesitas dengan benar. Selama ini mungkin yang kita ketahui bahwa obesitas dipengaruhi oleh berapa banyak jumlah makanan yang kita makan atau berapa kali kita makan dalam sehari. Ternyata bukan hanya itu!

Berdasarkan sebuah studi baru dari Jepang yang berjudul “Effects of changes in eating speed on obesity in patients with diabetes: a secondary analysis of longitudinal health check-up data” yang diterbitkan di BMJ Open, para peneliti menemukan bahwa adanya hubungan antara kecepatan makan dengan peningkatan indeks massa tubuh (BMI).

Dilansir dari Trehugger dan The Guardian, data penelitian dikumpulkan dari pemeriksaan kesehatan yang melibatkan hampir 60.000 peserta selama enam tahun.

Para peserta yang terlibat semuanya menderita diabetes tipe 2 dan menjalani pemeriksaan medis terlepas dari status obesitas, diteliti tentang gaya hidupnya, apakah mereka makan dengan kecepatan lambat, normal, atau cepat; camilan apa yang dimakan setelah makan malam; apakah melewatkan sarapan tiga kali seminggu atau lebih; apakah tidur dalam waktu dua jam setelah makan malam; dan apakah mereka tidur dengan cukup.

Dari hasil penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa kelompok yang makan dengan cepat, 45 persen mengalami obesitas, dibandingkan dengan 30 persen dari kelompok yang memiliki kecepatan makan normal dan 21,5 persen dari kelompok yang makan dengan lambat.

Hindari Obesitas, Berikan Waktu Yang Cukup Untuk Makan 2

Foto : Istimewa

Sementara kelompok yang makan dengan lambat memiliki BMI rata-rata hanya lebih dari 22, kelompok yang makan dengan kecepatan normal memiliki BMI rata-rata 23,5, dan kelompok yang makan dengan cepat memiliki BMI rata-rata sekitar 25. Selain itu, ukuran lingkar pinggang juga ditemukan meningkat dengan kecepatan makan yang lebih cepat.

Mengapa kecepatan makan memengaruhi berat badan?

Menurut para peneliti, makan dengan cepat dikaitkan dengan gangguan toleransi glukosa yang menyebabkan fluktuasi gula darah yang lebih besar dan dapat menyebabkan resistensi insulin yang merupakan faktor penyebab risiko diabetes yang diketahui melalui peningkatan berat badan.

Selain itu, makan dengan cepat juga mempersulit otak untuk mengetahui kondisi perut dalam keadaan kenyang atau tidak dan memberikan lebih banyak waktu untuk mendapatkan tambahan kalori.

Tam Fry, Ketua National Obesity Forum, mengatakan bahwa kecepatan orang dalam melahap makanan tidak dapat disangkal sebagai penyumbang obesitas.

Orang yang makan dengan cepat membutuhkan lebih lama untuk merasa kenyang hanya karena mereka tidak memberikan waktu bagi hormon usus untuk memberitahu otak kapan seharusnya berhenti makan. Sehingga salah satu cara hindari obesitas adalah dengan menyediakan waktu yang cukup dan ideal untuk konsumsi makanan kita.

Penulis : Diki Suherlan

Top