Katon Bagaskara: Tradisi Menghargai Lingkungan Tercermin dalam Kebudayaan Indonesia

Reading time: 2 menit
Katon Bagaskara
Foto: instagram.com/katonbagaskara

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) masih terjadi di berbagai negara. Di Indonesia, wabah ini telah menjangkit di hampir semua provinsi selama tiga bulan terakhir. Menyikapi hal tersebut, musisi sekaligus vokalis grup musik Kla Project, Katon Bagaskara menuturkan agar masyarakat senantiasi bersolidaritas dan berpikir positif.

“Apa pun yang bisa dilakukan untuk memutus mata rantai Covid, itu langkah yang paling baik,” ucap Katon, saat dihubungi Greeners, Selasa, 21 April 2020.

Wabah ini berdampak terhadap hampir segala sektor tak terkecuali industri hiburan. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar juga tidak memungkinkan orang untuk berkerumun apalagi menyelenggarakan acara yang berpotensi membuat keramaian. “Kalau pun membuat online show melalui platform atau social media belum tentu masyarakat mau membeli tiket,” ucapnya.

Pentolan grup musik Kla Project ini juga menuturkan bahwa pandemi Covid-19 terjadi akibat ulah manusia. Menurutnya manusia telah mengeksploitasi sumber daya alam melalui pertambangan, perusakan ekosistem untuk kepentingan teknologi, industri, investasi, dan modernitas. “Seakan-akan kita menjadi tuhannya alam semesta.”

Negara adidaya yang dapat menguasai teknologi maupun sains, kata dia, juga tak luput terkena Virus Corona. Ia mengatakan hal ini juga sebagai peringatan bahwa manusia bukan tuhan alam semesta. “Harus menghargai Tuhan yang lebih dari manusia,” ucap Katon.

Katon Bagaskara

Foto: Katon Bagaskara

Ia mencontohkan, tradisi menghargai lingkungan hidup telah tercermin dalam berbagai kebudayaan di Indonesia. Misalnya pada tradisi lokal seperti menyepi yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Tradisi lokal tersebut, kata dia, menjadi momen menghargai alam karena manusia diharuskan berhenti sejenak dari segala kehidupan modern. Menyepi juga menjadi upaya mengatur ulang hubungan antara manusia dengan lingkungan. “Alam terasa banget diperlakukan istimewa,” ujarnya

Menurut Katon, lingkungan hidup juga harus diperlakukan selayaknya menghargai sesama manusia. “Dihargai bukan dikuasai.” Pandemi ini juga diharapkan menjadi kesempatan untuk berintrospkeksi diri. “Mudah-mudahan banyak yang terbuka dan mendapatkan pencerahan,” ucapnya.

Selain itu, untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19, Katon menyarankan agar pemerintah turut melibatkan tokoh agama agar lebih efektif untuk melakukan pendekatan ke masyarakat. Peran Ketua Rukun Tetangga juga harus aktif memberikan imbauan kepada warga.

“Merekalah orang yang bisa menyampaikan imbauan pemerintah dengan pendekatan yang cocok ke masyarakat,” ujar Katon.

Penulis: Ridho Pambdi

Top