Pewarna Alami dari Limbah Kapas

Reading time: 2 menit
limbah kapas
Bunga kapas. Foto: pixabay.com

Pengunaan pewarna alami pada produk tekstil sudah sejak lama kita temui di banyak masyarakat tradisional yang ada diseluruh dunia meski sebagian besar produsen tekstil lebih memilih menggunakan pewarna kimia. Dewasa ini, beberapa produsen fesyen mulai kembali melirik pewarna alami untuk produk yang mereka produksi. Beragam jenis dedaunan, bunga, buah sampai beberapa jenis akar dan kulit kayu bisa menjadi perwarna dengan ragam pilihan warna yang terhitung lengkap.

Cotton Incorporated bekerjasama dengan Archroma baru-baru ini menciptakan terobosan baru dengan memproduksi pewarna tekstil dari residu kapas. Pewarna tersebut bisa digunakan pada kain katun yang juga terbuat dari bahan dasar kapas. Perusahaan yang bergerak pada penelitian dan promosi kapas tersebut percaya apa yang mereka ciptakan merupakan penemuan baru dalam sejarah modern bahwa sebuah produk tekstil diproduksi dari bahan dan pewarna yang besumber dari hanya satu jenis tanaman.

Menghasilkan berbagai pilihan warna coklat, pewarna dari residu kapas ini sejatinya merupakan hasil dari teknologi yang dipatenkan Archroma dengan sebutan “EarthColors”. Dengan menggunakan teknologi tersebut, perusahaan yang berbasis di Swiss ini berupaya menciptakan berbagai pewarna alternatif menggunakan limbah dari hasil alam dan pertanian.

“Segera setelah kami mendengar tentang teknologi EarthColors, kami ingin mengeksplorasi kemungkinan kapas sebagai sumber pewarna alami,” kata Maria Ankeny, senior director of textile chemistry research dari Cotton Incorporated seperti dilansir Ecouterre.com.

limbah kapas

Foto: ecouterre.com

Maria Ankeny menambahkan bahwa selama ini produk turunan dari kapas sudah banyak digunakan pada industri makanan dan konstruksi, untuk itu pihaknya tertarik pada kemungkinan menggunakan material tersebut pada industri tekstil.

“Kami sangat berterima kasih kepada Cotton Incorporated yang telah memberikan tantangan ini. Archroma juga merupakan upaya kita untuk menantang status quo, dan teknologi EarthColors juga menunjukkan dedikasi kami untuk mendukung dan menginspirasi dunia fesyen yang berkelanjutan dengan warna-warna hangat yang dapat ditelusuri sumber bahan pembuatnya, mulai dari pekebunan sampai ke toko,” ujar Nuria Estape, Head of Textile Specialties Global Marketing & Promotion Archroma.

Selain menawarkan produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, EarthColor juga menawarkan teknologi tinggi mengenai penelusuran proses pembuatan pewarna dan sumber bahan bakunya.

Penelusuran informasi ini dimungkinkan dengan adanya chip khusus yang diletakan pada hangtag atau label di setiap produk. Data pada chip dapat diakses oleh konsumen dengan menggunakan ponsel.

Sejatinya hal tersebut juga serupa dengan apa yang diterapkan pada industri kapas di Amerika Serikat. Setiap bal kapas yang ditanam di AS menerima tag identifikasi. Tag memungkinkan pembeli kapas untuk melacak perjalanan produksi dari setiap bal kapas yang dibelinya. Tag ini juga mencakup informasi tentang karakteristik serat kapas yang terkandung disetiap balnya.

Penulis: AT/G39

Top