Dari Sampah Plastik ke Eco-fashion

Reading time: 2 menit
sampah plastik
Trisa Cheeny, sarjana lulusan Maryland Institute College of Art, menantang dunia fashion untuk mengurangi sampah dari konsumen. Foto: inhabitat.com

Trisa Cheeny adalah seorang sarjana yang baru lulus dari Maryland Institute College of Art dengan bidang studi patung antardisiplin. Trisa menciptakan produk tas yang unik. Keunikannya terletak pada bahan yang ia gunakan.

Tas yang dia pakai terbuat dari plastik, begitu juga barang-barang lain yang dia ciptakan sendiri. Dalam waktu dekat Trisha akan meluncurkan merk Palemer, sebuah merk pakaian dan aksesoris yang semua bahannya berasal dari kantong plastik bekas dan bahan daur ulang lainnya. Trisha merancang Palemer untuk menantang dunia fashion dan mengurangi sampah dari konsumen.

sampah plastik

Foto: inhabitat.com

Beberapa produk yang sudah diciptakan Palemer diantaranya adalah jaket untuk musim dingin yang terbuat dari 214 buah kantong plastik bekas dan memakai insulasi yang terbuat wol bulu domba bekas. Dia juga menciptakan jaket penahan angin yang terbuat dari 90 buah kantong plastik bekas. Untuk tasnya sendiri, dia membuatnya dari sekitar 80 kantong belanja bekas sehingga lebih kuat.

sampah plastik

Foto: inhabitat.com

Planet kita sedang menghadapi perubahan yang besar sehingga kita juga dituntut untuk membuat perubahan besar dan Palemer ditujukan sebagai usaha kita untuk mengubah cara kita menggunakan sumberdaya dan sampah yang kita hasilkan.

Saat ini kita memproduksi dan memakai sekitar satu triliun kantong plastik sekali pakai tiap tahunnya. Menurut Earth Policy Insitute, itu berarti sekitar 2 juta kantung plastik tiap menit. Ini berarti Palemer tidak akan kekurangan bahan untuk produk-produknya.

Penulis: NW/G15

Top